Senin, 28 Februari 2011

Wanita- wanita Istimewa



by ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi on Friday, February 11, 2011 at 7:31pm

Bismillahirrahmanirrahim.

1. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anha.Khadijah adalah wanita special,karna Rasulullah tidak pernah menikahi wanita lain sampai Khadijah wafat. Sepeninggalan Khadijah,Rasulullah sering kali memuji-muji namanya dan memberi hadiah pada teman-teman nya. Suatu saat,Ummu Azfar,tukang sisir Khadijah,mengunjungi rumah beliau. Maka beliau menyambutnya dengan gembira seraya bersabda :“ Ini adalah kenangan indah kami semasa Khadijah hidup,dan indahnya masa keimanan “ (Hr. Ahmad )

2. Saudah binti Zam’ah Radhiyallahu Anha.Beliau adalah mantan istri As-Sakran bin Amr. Mereka masuk islam dan hijrah ke negri Habasyah,kemudian sang suami meninggal dunia. Lalu Rasulullah Alaihi Wasallam menikahinya dan mengajaknya hijrah ke Madinah.

3. Aisyah binti Abu Bakar Radhiyallahu Anha.Rasulullah menikahinya ketika berumur enam tahun. Rasulullah Alaihi Wasallam tinggal serumah dengan Aisyah ketika Aisyah berumur sembilan tahun. Walaupun ada beberapa riwayat yang mengatakan tentang usia perkawinan Aisyah,ada yang sembilan tahun,dua belas tahun maupun yang enam tahun. Rasulullah tidak menikah dengan perawan kecuali pada Aisyah.

4. Hafshah binti Umar Radhiyallahu Anha.Beliau adalah mantan istri Hunais bin Hudzafah. Mereka hijrah ke Madinah,lalu suaminya meninggal. Kemudian,Rasulullah menikahinya. Selang beberapa waktu,beliau menceraikannya dengan satu talak. Lalu jibril,menyampaikan wahyu pada beliau. “ Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk rujuk dengan hafshah,karna dia adalah wanita yang sering berpuasa dan kuat ibadahnya.” Maka Rasulullah pun rujuk kembali. Namun menurut sumber yang lain,Rasulullah hendak menceraikannya,tapi tidak jadi melakukannya.

5. Ummu Salamah Radhiyallahu Anha.Nama aslinya adalah Hindun binti Abu Umayyah. Beliau adalah mantan istri Abu Salamah yang meninggal pada tahun 4 hijriah. Kemudian Rasulullah menikahinya.

6. Ummu Habibah Radhiyallahu Anha.Nama asli beliau adalah Ramlah binti Abu Sufyan,mantan istri Ubaidillah bin Jahsy. Mereka hijrah ke negri Habasyah. Namun Ubaidillah menjadi penganut nasrani. Kemudian Rasulullah Alaihi Wasallam mengutus Amr bin Umayyah kepada Raja Habasyah agar menikahkan Ummu habibah dengan Rasulullah Alaihi Wasallam.

7. Zainab binti Jahsy Radhiyallahu Anha.Beliau adalah istri Zaid bin Haritsah,lalu Zaid menceraikannya. Kemudian Rasulullah Alaihi Wasallam menikahinya.

8. Zainab binti Khuzaimah Radhiyallahu Anha.Mulanya beliau adalah istri Ath Thufail bin Al Harits. Ath Thufail menceraikannya. Lalu beliau menikah dengan saudaranya Ath Thufail yaitu Abdah bin Al Harits. Abdah meninggal syahid dalam peperangan . Kemudian Rasulullah Alaihi Wasallam menikahinya.

9. Shafiah binti Huyai Radhiyallahu Anha.Beliau adalah istri dari Kinanah bin Al Rabi’,namun Kinanah terbunuh dalam peperangan Khaibar. Lalu Shafiah menjadi tawanan dan budak. Beliau pun masuk islam. Maka Rasulullah memerdekakan beliau sebagai mahar pernikahan mereka.

10. Raihanah binti Zaid Radhiyallahu Anha.Beliau adalah seorang budak,Rasulullah lalu membelinya dari Bani An Nadhir,lalu memerdekakannya dan menikahinya.

11. Maimunah binti Al Harits Radhiyallahu Anha.Rasulullah menikahinya di Syarif. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menakdirkannya bahwa dia meninggal di tempat yang akan di bangun Rasulullah Alaihi Wasallam.

12. Maria Al Qibtiyah.Beliau adalah seorang budak yang di hadiahkan oleh Raja Al Muqauqis untuk Rasulullah Alaihi Wasallam. Beliau adalah salah satu istri Rasulullah. Darinya Rasulullah Alahi Wasallam memiliki seorang putra bernama Ibrahim.

Ibnul Jauzy menjelaskan bahwasannya ada beberapa wanita lainya yang Rasulullah nikahi namun tidak mengumpulinya. Ada pula Rasulullah mengkhitbah beberapa wanita namun tidak jadi di nikahi.

Wallahu’alam bi Shawwab.

Sumber : Al Wafa ( Ibnul Jauzi )

Read more "Wanita- wanita Istimewa..."

arti waktu


Untuk menyadari arti 1 tahun

tanyakan kepada pelajar yang gagal naik kelas

Untuk menyadari arti 1 bulan

tanyakan kepada ibu yang melahirkan bayi prematur

Untuk menyadari arti 1 minggu

tanyakan kepada editor majalah tabloid mingguan

Untuk menyadari arti 1 jam

tanyakan kepada kekasih yang menunggu sang pacar

Untuk menyadari arti 1 menit

tanyakan kepada orang yang ketinggalan kereta/pesawat

Untuk menyadari arti 1 detik

tanyakan kepada orang yang lolos dari kecelakaan maut

Untuk menyadari arti 1 milidetik

tanyakan kepada pelari peraih mendari 'perak' olimpiade

Hargai setiap waktu dalam hidup anda

waktu bagaikan uang yang hanya dapat dibelanjakan 1 kali saja dalam hidup

Ingat, Waktu tak dapat menunggu kita......

Read more "arti waktu..."

Jangan bongkar AIB saudara mu!!!!


by ARtikeL, reNungaN, kisaH mOtifasi on Monday, February 28, 2011 at 12:11pm

Ketika mendengar sebuah berita "miring" tentang saudara kita, apa reaksi kita pertama kali ? Kebanyakan dari kita dengan sadarnya akan menelan berita itu, bahkan ada juga yang dengan semangat meneruskannya kemana-mana.

Kita ceritakan aib saudara kita, sambil berbisik, "sst! ini rahasia lho!". Yang dibisiki akan meneruskan berita tersebut ke yang lainnya, juga sambil berpesan, "ini rahasia lho!"

Kahlil Gibran dengan baik melukiskan hal ini dalam kalimatnya, "jika kau sampaikan rahasiamu pada angin, jangan salahkan angin bila ia kabarkan pada pepohonan."

Inilah yang sering terjadi. Saya memiliki seorang rekan muslimah yang terpuji akhlaknya. Ketika dia menikah saya menghadiri acaranya. Beberapa minggu kemudian, seorang sahabat mengatakan, "saya dengar dari si A tentang "malam pertamanya" si B." Saya kaget dan saya tanya, "darimana si A tahu?" Dengan enteng rekan saya menjawab, "ya dari si B sendiri! Bukankah mereka kawan akrab…"

Masya Allah! rupanya bukan saja "rahasia" orang lain yang kita umbar kemana-mana, bahkan "rahasia kamar" pun kita ceritakan pada sahabat kita, yang sayangnya juga punya sahabat, dan sahabat itu juga punya sahabat.

Saya ngeri mendengar hadis Nabi : "Barang siapa yang membongkar-bongkar aib saudaranya, Allah akan membongkar aibnya. Barangsiapa yang dibongkar aibnya oleh Allah, Allah akan mempermalukannya, bahkan di tengah keluarganya."

Fakhr al-Razi dalam tafsirnya menceritakan sebuah riwayat bahwa para malaikat melihat di lauh al-mahfudz akan kitab catatan manusia. Mereka membaca amal saleh manusia. Ketika sampai pada bagian yang berkenaan dengan kejelekan manusia, tiba-tiba sebuah tirai jatuh menutupnya. Malaikat berkata, "Maha Suci Dia yang menampakkan yang indah dan menyembunyikan yang buruk."

Jangan bongkar aib saudara kita, supaya Allah tidak membongkar aib kita. "Ya Allah tutupilah aib dan segala kekurangan kami di mata penduduk bumi dan langit dengan rahmat dan kasih sayang-Mu, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah"

Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya Read more "Jangan bongkar AIB saudara mu!!!!..."

True story..... ^_^

Aku Mencintaimu......

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.

Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.

***

Cinta itu butuh kesabaran…

Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???

Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..

Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..

Pernikahan kami sederhana namun meriah…..

Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.

Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.

Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.

Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..

Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.

Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.

Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…

Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.

Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…

Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.

Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.

Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.

Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …

Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.

Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”

lebih baik kau pulang saja, ada

kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja.

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.

Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.

Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?

Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?

Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.

Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.

Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.

Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.

Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.

Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.

Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.

Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.

Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.

Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…

Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.

Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.

Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.

Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.

Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..

Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..

Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.

Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.

Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.

Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.

Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.

Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.

Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.

Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.

Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.

Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!

Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.

Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.

Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.

Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..

Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.

Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?

Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.

Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.

Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.

Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?

MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau

kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.

Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.

Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.

Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?

Suamiku menjawab, ”Dia Desi!

Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.

Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.

Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?

Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?

Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.

Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.

Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!

Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.

Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.

Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku

save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

Apakah kamu sudah siap?

Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?

Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…

Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.

Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.

Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.

Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.

Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.

Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.

Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?

Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.

Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?

Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.

Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.

Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya…

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..

Aku merasakan tanganku basah..

Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.

Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?

Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..

Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.

Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.

=====================================================

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

Aku dihina oleh mereka ayah.

Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..

Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..

Aku diusir dari rumah sakit.

Aku tak boleh merawat suamiku.

Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.

Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.

Aku sangat marah..

Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan

ibunya..

Aku tak mau sakit hati lagi.

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..

Engkau Maha Adil..

Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..

Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..

Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..

Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..

Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..

Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..

Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.

Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.

Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.

Aku harus sadar diri.

Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?

Ayah.. aku masih tak rela.

Tapi aku harus ikhlas menerimanya.

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.

Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.

Sebelum ajal ini menjemputku.

Ayah.. aku kangen ayah..

=====================================================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..

Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.

Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..

Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..

Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.

Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?

Tunggulah Ayah disana Bunda..

Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

Ayah Sayang Bunda..



Read more "True story..... ^_^..."

Kamis, 17 Februari 2011

PENGARUH KATA-KATA DALAM MEMBENTUK DIRI ANDA

Pernahkah Anda merasa terluka karena kata-kata seseorang? Pernahkan
Anda merasa mendapat dorongan dari seseorang karena kata-katanya? Ya
tentu saja. Itulah kekuatan dari kata-kata. Kata-kata dapat
mengangkat atau menghempaskan Anda. Kata-kata dapat mempertajam,
membentuk atau mematahkan Anda.

Pesan berbentuk kata-kata yang secara konstan diulang dan disampaikan
kepada kita sebagai anak-anak, telah membentuk diri kita saat ini.
Semua pesan itu tenggelam ke dalam alam bawah sadar kita, dan secara
otomatis akan di-replay dalam pikiran kita sebagai 'berbicara pada
diri sendiri'.

ANDA ADALAH MANUSIA SEPARUH RUSAK

Jika secara konstan Anda dipuji, maka Anda akan lebih percaya diri.
Jika secara konstan Anda dikritik, Anda akan merasa tak punya
kekuatan, rendah diri, tak berharkat dan tidak bermartabat. Jika Anda
tumbuh dan besar seperti umumnya kita, maka Anda telah tumbuh dengan
separuh pujian dan separuh kritik. Itu artinya, Anda yang hidup
sekarang ini, adalah Anda yang separuh 'rusak'.

Sekali Anda menyadari sebab dari berbagai kebimbangan, ketakutan,
kemarahan, dan perilaku yang menghambat diri, maka Anda bisa
melakukan sesuatu untuk memperbaiki semua itu.

APA YANG BISA ANDA LAKUKAN?

Apa yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki segala kerusakan yang
telah terjadi, adalah mengganti semua pesan negatif yang berseliweran
di dalam kepala Anda dengan pesan-pesan positif. Pesan positif itu
disebut dengan afirmasi. Dan dengan pengulangan secara konstan, pesan
itu akan menembus ke alam bawah sadar Anda.

Sekali pesan itu tiba di tempatnya, maka ia akan mulai membentuk
berbagai kepercayaan baru, dan akhirnya bermuara pada berbagai
perilaku yang baru, yang positif dan konstruktif.

Haruskah Anda melatih afirmasi? Tak peduli apakah Anda mau atau tidak
melatih afirmasi, Anda telah melakukannya selama ini. Secara konstan,
selama ini Anda jelas telah sangat sering berbicara kepada diri
sendiri. Dan jika selama ini Anda mengobrolkan berbagai hal yang
positif dengan diri Anda sendiri, selamat dan pertahankanlah!

Akan tetapi, bila Anda terbiasa mengucapkan berbagai pesan negatif
kepada diri sendiri, maka semua pesan negatif itu akan menjebak Anda.
Kinilah saatnya Anda mengambil alih kontrol. Inilah saatnya bagi Anda
untuk mengafirmasi apapun yang Anda inginkan di dalam hidup, dan
menentukan nasib Anda sendiri. Anda bisa melakukannya dengan
menciptakan dan mengulangi berbagai pesan positif untuk diri Anda
sendiri.

Bagaimana caranya? Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasarnya.

1. CARA MENYUSUN AFIRMASI

Berfokuslah pada apa yang Anda inginkan, BUKAN pada apa yang ingin
Anda hindari. Contoh, jika Anda ingin menghentikan kebiasaan
bergunjing, jangan katakan "Saya mau berhenti menggunjing" sebab
kalimat itu justru berfokus pada perilaku yang ingin Anda hindari.
Dengan kata lain, jika Anda terus menerus memikirkan kata
"bergunjing", maka Anda cenderung makin menikmati dalam hal ini tentu
ada tambahan berupa tiupan-tiupan dari setan). Berfokuslah pada apa
yang Anda inginkan dengan mengatakan "Saya ingin menjadi orang
yang mulutnya bersih". Kini, Anda telah berfokus pada perilaku yang
sehat dan positif, orang yang mulutnya bersih dari gunjingan.

Tidak usah terlalu khawatir. Alam bawah sadar Anda ada gunanya, dan
ia akan segera menjalankan tugasnya. Sekali pesan Anda itu sampai ke
alam bawah sadar Anda, alam yang satu itu akan segera memahami
pentingnya berhenti menggunjing agar mulut Anda bisa bersih. Dan
secara otomatis, alam bawah sadar Anda akan menciptakan hasrat
untuk berhenti.

Buatlah afirmasi Anda singkat.

Jika Anda mencoba membuat afirmasi yang kompleks, maka Anda akan
kehilangan fokus. Berfokuslah hanya pada SATU isu di suatu saat.
Segera setelah afirmasi Anda mulai terkapitalisir (menurut riset
sekitar tiga minggu), maka Anda sudah bisa bergerak ke afirmasi
berikutnya.

Gunakan 'present tense'.

Jangan katakan "Saya AKAN menjadi orang yang percaya diri" sebab alam
bawah sadar Anda justru akan selalu menunda tugasnya. Katakan saja
"Saya SEDANG dalam proses menjadi orang yang percaya diri".

Buatlah spesifik.

Jangan katakan "Saya sedang menurunkan berat badan" sebab alam bawah
sadar Anda tidak tahu berapa kilogram yang harus diturunkan. Katakan
"Saya sedang menurunkan berat badan 15 kilogram dalam tiga bulan per
25 Oktober tahun 2006 ini".

Gunakan kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga.

Saat Anda berbicara pada diri sendiri, gunakan kata ganti orang
pertama, dan jangan lekatkan itu dengan kata negatif. Contoh, jika
Anda mengatakan "SAYA goblok", maka itu akan membuat orang lain
mengatakan "ANDA goblok". Begitu pula "RUDI goblok". Lekatkanlah kata
ganti itu dengankata positif. "SAYA ganteng. ANDA ganteng. RUDI
ganteng."

2. MENGHINDARI KONFLIK

Jika saya menggunakan kalimat "Saya percaya diri", bukannya itu
berarti bahwa saya justru tidak percaya diri? Jika ini persoalannya,
bukankah afirmasi justru menipu? Bagaimana saya bisa mempercayai
kebohongan? Ada lima cara untuk merekonsiliasi konflik semacam ini.

Pertama, susunlah ulang kata-kata afirmasi sehingga menjadi sesuatu
yang bisa dipercaya. Gantilah "Saya percaya diri" dengan "Saya punya
bibit untuk percaya diri, saya menanamnya setiap hari dan saya juga
memanennya setiap hari." Atau, "Setiap hari saya menjadi orang yang
lebih percaya diri." kata persisnya tidaklah terlalu penting. Yang
penting, Anda sendiri bisa mempercayainya.

Kedua, sadarilah bahwa afirmasi Anda BUKANLAH pernyataan tentang
fakta, melainkan pengumuman tentang target Anda. Itu bukan fakta,
akan tetapi itu adalah langkah pertama dalam memanifestasikan impian
Anda.

Ketiga, gunakan penolakan. Gantilah "Saya percaya diri" dengan "Saya
tidak pernah menjadi pengecut. Saya selalu percaya diri." Ingat,
jangan hanya mengatakan "Saya tidak pernah menjadi pengecut" sebab
itu akan berfokus pada perilaku negatif. Segeralah ikuti kata itu
dengan "Saya selalu percaya diri." Dengan begitu, pernyataan itu akan
menjadi positif kembali. Penolakan dengan kalimat "Saya selalu
percaya diri" akan mengatakan kepada alam bawah sadar Anda bahwa
"Saya pengecut" adalah tidak benar.

Keempat, dan teknik ini powerful. Gunakan dua lembar kertas. Di satu
kertas tulislah afirmasi Anda sekitar 2-30 kali. Setiap kali Anda
menulis afirmasi, segeralah tuliskan di kertas yang satunya lagi,
apapun yang terpikir di dalam kepala Anda berkaitan dengan afirmasi
itu. Terus begitu, afirmasi - respon, afirmasi - respon. Anda akan
menemukan bahwa respon Anda di kertas kedua secara perlahan akan
berubah. Respon itu akan menjadi semakin positif. Misalnya:

"Kayaknya nggakbisa deh" bergeser menjadi:
"Bisa jadi" bergeser menjadi:
"Kalo dilatih sih pasti bisa" bergeser menjadi:
"Gua emang pengen bisa" bergeser menjadi:
"Gua tahu kalo gue bisa" bergeser menjadi:
"Kalo gue mau pasti bisa"

Kelima, adalah dengan mengganti afirmasi Anda menjadi sebuah
pertanyaan. Gantilah "Saya percaya diri" dengan

"Apa yang gue butuhin
supaya keberanian gue tumbuh?" Atau "Gimana caranya supaya gua tambah
PD?" Jika Anda mengganti afirmasi Anda menjadi pertanyaan, maka alam
bawah sadar Anda akan bekerja dan menginspirasikan rencana tindakan.

MELATIH AFIRMASI

Sebelum mulai berlatih, rileks dan jernihkan pikiran Anda. Putuskan
isu yang akan Anda tangani, kemudian buatlah afirmasi Anda.
Selanjutnya, berlatihlah menuliskan afirmasi dan respon Anda (cara
keempat di atas) sekitar 2-30 kali. Lakukan hal ini setiap malam
sebelum tidur. Pengembaraan pikiran Anda akan Anda bawa ke alam
tidur. Itulah saatnya alam bawah sadar Anda menyerap pesan Anda dan
menginspirasikan perubahan perilaku.

Lakukan latihan ini setiap hari untuk setidaknya tiga minggu sebelum
melanjutkan ke afirmasi berikutnya. Buatlah jurnal dan catatan
tentang segala perubahan dan kejadian yang terjadi akibat afirmasi
Anda. Ini akan membuat Anda fokus, diperkuat dan dipercepat. KUNCINYA
adalah persisten dan pengulangan. Janagn pernah ketinggalan
satu haripun. Jadikan ini bagian dari rutinitas keseharian.

Suntik afirmasi Anda dengan emosi. Apa rasanya setelah Anda mencapai
hasil yang Anda inginkan? Rasakan perasaan itu sembari
memvisualisasikan sukses Anda. Afirmasi Anda akan semakin bertenaga
dan mulai membuahkan hasil.

MEMANIFESTASIKAN AFIRMASI

Janganlah hanya duduk dan menunggu. Jangan hanya menunggu afirmasi
Anda merubah hidup Anda. Mulailah menciptakan berbagai hal hari ini
juga. Tindakan dan afirmasi Anda saling memperkuat. Jika afirmasi dan
tindakan dilakukan secara berbarengan, maka kekuatan yang luar biasa
besar akan menyembur dari dalam diri Anda. Di titik ini, sukses Anda
akan terjamin. Itu sebabnya, lakukan tindakan dan afirmasi secara
berbarengan.

Misalnya saya pemalu. Kemudian saya membuat afirmasi "Saya tidak lagi
pemalu. Saya merasa nyaman berbicara dengan orang lain." Sambil
mengafirmasi diri, saya mengambil tindakan dengan tidak lagi
menghindari orang lain, dan malah menyapanya "Hai apa kabar?". Saat
saya berpapasan dengan orang lain pun, saya juga menyapa "Hai apa
kabar?". Tidak ada proses yang terhenti.

Dengan terus mengafirmasi diri dan terus mengambil tindakan-tindakan
kecil, saya mulai senang karena menemukan bahwa bertegur sapa dengan
orang lain ternyata lebih mudah dari yang saya bayangkan. Segera
setelah 'penemuan' itu, saya siap untuk meng-extended 'obrolan' saya.
Dari sekedar "Hai apa kabar?" menjadi "Hai apa kabar? Apakah Anda
senang hari ini?" Saya masih pemalu, tapi saya telah mengalami
progres!

Saya terus mengembangkannya. Dan seseorang, akan mulai bertanya lebih
jauh kepada saya "Anda mau kemana". Dan tanpa keraguan, saya akan
menjawab "Saya mau ke perpustakaan."

Wow!!! Ajaib! Ajaib! Saya sudah mengobrol dengan seseorang.

MEMPERKUAT AFIRMASI

Ada beberapa cara untuk memperkuat afirmasi. Cara yang mudah adalah
dengan merekam afirmasi Anda. Rekamlah afirmasi Anda sekitar 10
menit. Gunakanlah kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga.
Putarlah rekaman Anda itu selagi Anda mengerjakan hal lain. Anda
tidak perlu secara sengaja mendengarkannya. Yakinkan saja bahwa
rekaman Anda itu cukup terdengar. Tidak pula terlalu keras terdengar.
Asal sampai ke telinga Anda saja. Jadikan afirmasi itu sebagai lagu
background saat Anda mengerjakan sesuatu.

Anda juga bisa menulis afirmasi Anda di kartu khusus, kemudian
tempelkan di kaca kamar mandi. Tempelkan di atas monitor komputer.
Jadikan sebagai screensaver. Taruh di dalam dompet di sebelah uang
atau kartu Anda. Di manapun Anda bisa segera melihatnya. Ingat, Anda
tidak perlu sengaja untuk melihatnya, biarlah pesan afirmasi Anda
sekedar 'terlihat'.

Di dunia ini ada dua kekuatan.
Yang satu positif dan yang satu lagi negatif.
Keduanya seiring dan sejalan tanpa pernah bertemu satu sama lain.
Keduanya adalah masing-masing sisi di rel yang sama.
Waspadalah untuk menggunakan 'monorel' yang mana.
Positif atau negatif.
Apapun yang menjadi tujuan Anda.
Pastilah positif bagi Anda.
Kata-kata punya kekuatan dan kemampuan.
Untuk melaju di 'monorel' yang mana.
Kata-katalah yang membentuk diri Anda.
Pilihlah hanya yang positif untuk diri Anda.
Melajulah di 'monorel' yang positif.
Maka jadilah Anda orang yang positif.
Jadilah Anda orang yang sampai ke tujuan.
Dengan afirmasi yang positif.

Read more "PENGARUH KATA-KATA DALAM MEMBENTUK DIRI ANDA..."

Ukhti dalam penantian.......

Teruntuk saudariku yang ku cinta karenaNya…

Ukhti, kalian adalah tulang rusuk yang hilang. Jika kalian dalam penantian, maka jadikan penantian itu jalan menuju keberkahan. Menanti bukan berarti berdiam diri, atau menunggu tanpa arti. Kalian adalah bidadari yang dicari. Sebelum pemilik tulang rusuk datang menjemput, isilah masa penantianmu dengan taqwa, sabar, do’a dan tawakkal. Meski kau boleh mengajukan proposal lebih dulu, tapi ana yakin, al-Haya’ yang menjadi perisai bagimu akan membuatmu urung untuk mengungkap perasaan. Cinta yang tak mampu kau ungkap. cinta yang hanya kau dekap dalam bungkam. Karena mungkin kau tak seberani Khadijah…

Ukhti fillah, izinkan ana berbagi. Dialog dari hati ke hati.

Saudariku, antunna mungkin jauh lebih paham tentang yang ingin ana sampaikan. Namun, tak ada salahnya jika kita sama-sama mereviewnya kembali. Setidaknya, menasehati diri ana pribadi.

Tips mengisi penantian dengan proses yang berkah untuk hasil yang berkah:

© Senantiasa dekatkan diri kepadaNya. Taqorrub ilallah! Karena Dialah Sang Pemilik hati, Yang Menguasai hati, dan Maha Tahu segala isi hati.

© Persiapkan bekal karena perjalanan itu jauh. Tholabul ‘ilmi never ending!

© Kerenkan diri dengan mempercantik lahir dan batinmu.

© Perbaiki diri karena InsyaAllah di seberang sana dia pun sedang sibuk memperbaiki dirinya. Yakinlah bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik pula.

© Ukhti, jaga hijabmu agar senantiasa terpelihara.

© Jaga izzahmu karena kau adalah calon bidadari syurga.

© Terakhir, jika ana boleh memberi saran, isilah penantianmu dengan ukiran tinta cintamu. Buatlah syair, puisi, atau surat cinta untuk sang belahan jiwa. Curhatkan segala perasaanmu selama dalam penantian, tentang cinta, dan rindu. Sekadar menanyakan kabar iman, keadaan, ada di mana, dan sedang apa dia sekarang. Saat ini kau tak tahu untuk siapa suratmu kau tujukan. Allah sedang merahasiakan. Tapi yakinlah, Sang Sutradara kehidupan sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu. Berikanlah surat itu saat waktunya tiba. Biarlah waktu yang bicara, karena waktu tak pernah berdusta. insyaAllah, virus merah jambu yang mencoba merusak komputer hati antunna di masa penantian , akan terscan oleh anti virus imani dan syair cinta untuk yang dinanti. Dan InsyaAllah pula, ta’aruf kedua, ketiga , keempat dan ta’aruf-ta’aruf berikutnya di mahligai rumah tangga, akan semakin berbunga dengan adanya syair-syair indah perekat cinta..

Jangan buat penantianmu sia-sia. Bersegera, namun jangan tergesa. Sebelum ijab qobul keluar dari lisan “Sang Pangeran”, hati-hatilah menempatkan perasaan. Karena bisa jadi, cintamu salah kau alamatkan..

Bila yakin ‘tlah tiba, teguh di dalam jiwa

Kesabaran menjadi bunga

Sementara waktu berlalu, penantian tak berakhir sia-sia

Saat perjalanan adalah pencarian diri

Laksana Zulaikha jalani hari

Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati

Di penantian mencari diri

Bermohonkan ampunan

Dipertemukan…



Read more "Ukhti dalam penantian.........."
 

Entri Populer

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Mengenai Saya

Foto saya
Assalamualaikum wr wb. hallo hallo.... nama ku Hana Zahira Syarif,temen-temen biasa panggil aku Hana,,,skarang aku tercatat sebagai siswi di SMPN 2 Depok,,,ohhh maaf sudahh alumni... hehehe sekarang aku sekolah di SMAN 1 Parung.... tunggu cerita-cerita ku di SMA ya...

Blog Tricks

Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger

Great Morning ©  Copyright by Melody zaHira...... | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks