Sejuknya udara
nyamannya sofa
dan lantunan sebuah musik klasik
Membuatku terhanyut dalam dunia khayalan
entah mengapa yang terlintas adalah kawan seperjuangan ku
senyuman para bidadari hati mengembang sempurna
peristiwa yang berlalu kini terputar kembali
peristiwa hijab, dengan tampang shock para bidadari
peristiwa maulid nabi, dengan kegelisahannya, ukhuwahnya, dan kesetiannya
peristiwa ldk, dengan ketegangan nya
Apakah hanya diriku?Apakah aku terlalu berlebihan mengingat semua itu?
Bagi para pelindung ,itu adalah hal yang sangat biasa yang tak perlu untuk di ingat . Mereka tak menikmati perjuangan kita . Heyyyy para pelindung, lubangkanlah sedikit hati mu agar terdapat celah untuk memaknai semua ini.
Apa yang akan ku rasakan nanti? di hari selanjutnya? akankah aku dapat memiliki kesempatan itu?
Allah akan memberikan yang terbaik bagi ku....aku yakin itu.
Akankah teman teman ku akan tetap menjaga ukhuwah ini? Entahlah ku harap seperti itu
Teriris hati ku bila mereka tidak menjaga smua itu.
Detak kencang jantung para bidadari , ketika mendengar para pelindung yang tertawa dengan serentak. Mengapa para pelindung selalu seperti itu? Tertawa yang membuat jantung serasa akan lepas.
Dan teguran para pelindung kala bidadari mulai berbincang , sulit untuk di hentikan.
“Hmmm hapeeee” Tegur sang pemimpin dengan senyum mistisnya.
Serentaknya para bidadari menyatakan pendapat membuat semua bingung.
“Angkat tangan , aku panggil nama. Baru ngomong. Okeee” seru sang pemimpin
Selalu seperti itu di kala hijab siap membatasi, otak dengan semua rancangan , papan tulis siap di tengah hijab.
1“ Spidolnya mana?”
2“ penghapusnya mana? ya udah pake tisue aja?”
3“ apalagi ni?” <>
4“peniti hijab mana si ? ilang satu ni, jadi keliatan dikit bawahnya”
“tadi peniti ku ilang. hehee,jadinya pake itu deh. aku beli dulu ya.... oke”
Selalu seperti itu, yang mewarnai syuro. Tapi bagian 4 belum pernah terjadi hanya sekedar khayalan penulis hehehe.
Itulah segelintir peristiwa yang telah tergores dalam relung jiwa terdalam ku. yang Insyaallah gak akan pernah melupakannya, itu semua terlalu berharga untuk di buang. Semua itu adalah mutiara hati
nyamannya sofa
dan lantunan sebuah musik klasik
Membuatku terhanyut dalam dunia khayalan
entah mengapa yang terlintas adalah kawan seperjuangan ku
senyuman para bidadari hati mengembang sempurna
peristiwa yang berlalu kini terputar kembali
peristiwa hijab, dengan tampang shock para bidadari
peristiwa maulid nabi, dengan kegelisahannya, ukhuwahnya, dan kesetiannya
peristiwa ldk, dengan ketegangan nya
Apakah hanya diriku?Apakah aku terlalu berlebihan mengingat semua itu?
Bagi para pelindung ,itu adalah hal yang sangat biasa yang tak perlu untuk di ingat . Mereka tak menikmati perjuangan kita . Heyyyy para pelindung, lubangkanlah sedikit hati mu agar terdapat celah untuk memaknai semua ini.
Apa yang akan ku rasakan nanti? di hari selanjutnya? akankah aku dapat memiliki kesempatan itu?
Allah akan memberikan yang terbaik bagi ku....aku yakin itu.
Akankah teman teman ku akan tetap menjaga ukhuwah ini? Entahlah ku harap seperti itu
Teriris hati ku bila mereka tidak menjaga smua itu.
Detak kencang jantung para bidadari , ketika mendengar para pelindung yang tertawa dengan serentak. Mengapa para pelindung selalu seperti itu? Tertawa yang membuat jantung serasa akan lepas.
Dan teguran para pelindung kala bidadari mulai berbincang , sulit untuk di hentikan.
“Hmmm hapeeee” Tegur sang pemimpin dengan senyum mistisnya.
Serentaknya para bidadari menyatakan pendapat membuat semua bingung.
“Angkat tangan , aku panggil nama. Baru ngomong. Okeee” seru sang pemimpin
Selalu seperti itu di kala hijab siap membatasi, otak dengan semua rancangan , papan tulis siap di tengah hijab.
1“ Spidolnya mana?”
2“ penghapusnya mana? ya udah pake tisue aja?”
3“ apalagi ni?” <>
4“peniti hijab mana si ? ilang satu ni, jadi keliatan dikit bawahnya”
“tadi peniti ku ilang. hehee,jadinya pake itu deh. aku beli dulu ya.... oke”
Selalu seperti itu, yang mewarnai syuro. Tapi bagian 4 belum pernah terjadi hanya sekedar khayalan penulis hehehe.
Itulah segelintir peristiwa yang telah tergores dalam relung jiwa terdalam ku. yang Insyaallah gak akan pernah melupakannya, itu semua terlalu berharga untuk di buang. Semua itu adalah mutiara hati
0 komentar:
Posting Komentar