Masyaallah....
capeknya hari ini,abis foto bwt buku tahunan...2 tema yg brbeda,jd bulak balik ganti baju(capeknya...)
tema kelas ku itw prom night,kalo tema klmpoknya berkebun...waww teman2 jd terlihat cantik dan tampan(gk tw deh kalo anak cwo gk merhatiin,asal tulis aja)...
kelas ku itw kebagian ftonya siang...bete bgt jd.a,panas lagi!!! jd.a sipit deh saking panasnya...
sebelum ganti baju,aku minta di anter qonita bwt makan,aku cm br2 doank,krna 2 teman ku lainnya lg pd kecapean dan pnya kerjaan...pas lg asyiknya makan dan pas qonita udh pesan makanannya,kiki sms bilang kalo lg pd ganti baju,makanan yg ada di mulutku gk bisa ke telan krna deg2an...langsung byar dan lari trbirit birit deh...
akhirnya ampe rmh dgn kelelahan...
Read more "prom night & brkebun......"
Kamis, 17 Desember 2009
Minggu, 13 Desember 2009
Super hero dan Seniman
Duh bingung deh kalau mikirin zaman sekarang , sepertinya rasa kebangsa anak untuk memajukan negara itu kurang. Anak-anak remaja sekarang malah lebih suka dengan yang namanya pacaran, sebenernya apa si gunanya pacaran kalau hanya untuk telpon-telponan dan ngabisin pulsa, lagi pula dengan pacaran anak-anak remaja juga jadi malas belajar. Ada beberapa anak yang beranggapan seperti aku .bahwa “Aku tidak akan pacaran” jawabku dengan lantang kalau di tanya sama temen ku. Aku pengen anak-anak remaja bisa menjadi pahlawan bagi agama, bangsa, dan keluarga. Itu adalah curahan hati seorang anak yang bernama Risya. Meskipun dia baru kelas 9 SMP , tapi tekad dia untuk memajukan anak-anak bangsa sangatlah keras.
Pagi hari menjelang sekolah...
“Duh ibu kaos kaki aku di mana, aku bingung nanti bisa-bisa aku di marahin sama guru. Aku kan harus rapi agar bisa memberi contoh yang baik untuk adik-adik kelas ku, kalau kakak kelasnya aja pake kaos kaki yang pendek nanti mereka bisa niru dan nanti mereka tidak disiplin” ujar Risya,” Wah ibu gak nyangka anak ibu bisa seperti ini” canda ibu.“Ibu...masa anaknya di bilang gitu. Aku kan emang mau disiplin.”bantah Risya. “Ya sudah aku pakai punya kakak dulu. Aku pamit ya...dah ibu Assalamualaikum” pamit Risya.
Di jalan ...
“Macet banget ni , ini kesalahan ku kenapa tadi aku tidak bangun lebih pagi,padahal aku sudah tau kalau setiapa hari Senin itu macet, telat 5 menit saja bangunnya pasti kejebak di kerumunan mobil dan motor, Pasti nanti aku terlambat” keluh Risya.“Risya...Risya”Ucap Tinza dengan suara keras. Kemudian Risya menengong ke jendela angkot yang dia tumpangi, ternyata ada Tinza di sebuah motor yang berhenti di tepi jalan .“Ayo cepat naik bareng aku aja biar nanti gak terlambat” ajak Tinza. Risya langsung membayar angkot dan berlari menghampiri motor Tinza.“ Terimakasih ya, aku gak tau ni kalau gak ada kamu, pasti nanti aku sudah terlambat”kata Rinsya.“Iya iya kan kita harus saling tolong menolong , kamu juga sering nolongin aku, masa aku gak mau nolongin kamu.” Sahut Tinza. Tidak lama kemuadian mereka sampai di sekolah.
Tetttt...tetttt(bel berbunyi)
“Wah gerbang sudah mau di tutup ,upacara juga sudah mau dimulai, ayo cepat”ajak Risya kepada Tinza. Mereka berdua pun berlari dan langsung mengambil topi di tas untuk masuk ke lapangan upacara. “Untung aja kita masih bisa masuk ke barisan upacara, kalau kita tidak ikut upacara berarti kita tidak bisa menghargai para pahlawan kita yang telah berjuang untuk tanah air”ujar Risya kepada Tinza, “Iya ya...” jawab Tinza. Upacara hari itu memang sangat panas sehingga banyak anak yang jatuh pingsan termasuk Risya. “Di lihat dari wajahnya , sepertinya Tinza sangat takut ya kalau Risya kenapa-napa” Kata Sarah teman sekelas Risya dan Tinza.“Ya iyalah mereka kan sahabatan”celetuk Rahma.
Di ruang UKS ...
“Tinza sebaiknya kamu belajar ,sekarang KMB sudah di mulai” usul ibu guru.“Aku mau nungguin Risya dulu bu”jawab Tinza.“Kalau misalnya kamu tidak belajar ,terus Risya juga belum sadar nanti siapa yang akan memberi tahu kalian, kalau ada tugas dan lain sebagainya” ajak Ibu guru .“Ya sudah bu,aku ke kelas dulu ya” kata Tinza.Saat istirahat, Tinza kembali menuju UKS untuk melihat Risya.” Kamu kenapa, kenapa kamu bisa pingsan ?”tanya Tinza.“Tadi pagi aku belum sarapan karena aku bangun ke siangan “ jawab Risya.“ Pantesan lain kali kamu harus makan dulu, terus pasang jam alarm di hape kamu biar bisa bangun pada waktunya. Oia nanti kita ada Syuro sepulang sekolah , kamu lebih baik langsung pulang aja ya , kamukan masih lemas” Saran Tinza.“Aku mau ikut Syuro biar aku juga bisa bantu buat Tafakur Alam nanti” jawab Rinsya .“Ya sudah kalau kamu masih kuat”.
Tafakut Alam akan di adakan besok, jadi besok panitia harus datang pikul 05.00 karena pukul 05.30 kita sudah berangkat,tujuan Tafakur Alam kita adalah Curug Nangka.Memo kecil yang di berikan kepada setiap panitia.
“ Horre akhirnya TA datang juga, tapi...” ucap Risya.“ Tapi kenapa??” tanya Tinza.“ Tapi sebentar lagi kepengurusan kita berakhir” kata Risya. “ Sudah jangan bersedih yang penting selama kepengurusan kita, kita telah berusaha untuk mengaja anak –anak untuk beribadah dan berbuat hal positif lainnya” jawab Tinza.
Pagi hari menjelang perjalanan...
Semua sudah siap termasuk Risya dan Tinza.” Adek-adek isi absennya dulu ya di meja” teriak Tinza . “Obat-obatan ,konsumsi , dan kamera sudah siap” Ucap Rinsya,selaku koordinator peralatan. Sibuknya panitia-panitia itu....
Di perjalanan menuju Curug Nangka, ada anak yang sakit.“ Adek sakit, tadi belum sarapan ya”tanya Risya. “ Iya kak, kepala aku pusing” jawab anak itu.“ Ini sarapan dulu biar nanti ada tenaganya ya, kan kita mau ke Curug, oke”Kata Risya,”Oke ka” jawab anak itu. Risya sudah berhasil memberikan semangat untuk adik kelasnya.
Setelah 3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di daerah Curug Nangka, tapi kalau mau ke curugnya harus melewati jalanan air yang panjang. Sebelum menuju Curug Nangka, peserta Tafakur Alam harus berkumpul terlebih dahulu untuk mentoring ,games,tanam 1000 pohon dan makan.“jangan buang sampah sembarangan ya, sudah di siapkan tempat sampah di setiap kelompok, karena kalau kita buang sampah sembarangan berarti kita mau membunuh bumi kita tercinta ini. Kita harus mencoba untuk jadi pahlawan lingkungan” Ujar Risya menggunakan toa agar terdengar keras suaranya.
Tafakur Alam kali ini, terdapat banyak acara,yaitu: mentoring, games,makan-makan,tanam 1000 pohon,dan masih banyak lagi lainnya.Kegiatan menanam 1000 pohon di langsungkan karena melihat hutan di Indonesia sudah semakin gundul akibat penebangan liar dan ilegal loging.Kalau hutan sudah gundul itu sudah sangat parah karena hutankan paru-paru dunia.Lihat saja sekarang es di kutub utara sudah meleleh/sudah semakin tipis, ketebalannya hanya 1,5 meter.Kemungkinan beberapa tahun lagi akan menghilang. Itu semua akibat ulah manusia.
Penanaman 1000 pohon pun di mulai, peserta Tafakur Alam nampak bergembira mereka tidak takut untuk kotor-kotoran, “kan kalau kotor bisa di bersihin, kalau es di kutub gak bisa dihentiin tanpa penyelamatan dari kita, nanti bisa-bisa kita tenggelam”pendapat seorang anak peserta Tafakur Alam. Setelah menanam 1000 pohon, kini kita menuju Curug Nangka. Risya berada di barisan paling belakang,dia bertugas untuk menjaga peserta Tafakur Alam itu.”Kakak,kaki ku keram”kata seorang anak sambil memegang kakinya,”Kamu berhenti dulu saja , kita duduk dulu di pinggir” Kata Risya.Setelah berhenti selama 10 menit dan kaki anak itu sudah lebih baik mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi.Tidak lama kemudian terlihatlah air terjun yang sangat indah, itulah yang dinamakan Curug Nangka.“Subhanaalah, indah sekali.Tapi sayang air terjun seindah ini di gunakan sebagai tempat berpacaran, aku benar-benar sudah bete dengan masalah ini” Ucap Risya dalam hati.
Setelah acara Tafakur Alam selesai, Risya langsung membuka laptopnya dan menuliskan isi hatinya tentang permasalahn remaja saat ini, lambat laun buku “What???Pacaran ...oh no” karya Risya di terbitkan. Buku tersebut berisikan tentang cinta, cinta kepada Allah, keluarga dan sahabat-sahabat. Risya tak menyangka bukunya akan menjadi best seller. Risya selalu bersyukur kepada Allah karena dia berceramah melalui bukunya. Bahwa cinta itu layaknya hanya kepada Allah, Keluarga ,dan sahabat. “Aku ingin menjadi pahlawan bagi agamaku agar tidak terjadi maksiat dimana-mana.”ujar Risya dan Tinza sangat mendukung apa yang di lakukan sahabatnya itu.
Setelah Risya meraih kesuksesan dengan bukunya.Sahabatnya Tinza pun sukses dengan puisi-puisi buatannya. Salah satu puisi Tinza yang dia persembahkan untuk Risya, berjudul Pancaran .
Pancaran
Derai-derai air hujan ,Panasnya sinar mentari
Tak menggulungkan niat ku dan sahabatku,Untuk tetap bersatu
Meskipun badai salju datang,Menerkam persahabatan kita.
Namun di hati,Selalu terpancar
Kenangan indah yang kita lalui
Berpetualang dalam mencari makna persahabatan
Melewati lembah kegelapan ,Demi mencari cahaya
Melalui jerami jarum,Bagaikan melewati masalah yang sering kita lalui
Tapi di dalam hati,Selalu terpancar kasih sayang diantara kita
Dimana pun aku berada,Di hatiku ada kamu....
Sahabatku
Saat Risya membaca kumpulan puisi karya Tinza, Risya menangis karena dia tidak menyangka kalau sahabatnya yang gokil abis, bisa membuat puisi seindah itu.
Kemudian Rinsya mengambil hape nya dan menulis sms kepada Tinza yang berisikan: “Za, tinggal seminggu lagi Ujian Nasional. Terus belajar ya, agar kita bisa meraih cita-cita kita”semangat yang Risya kirimkan melalui sms kepada Tinza. Di rumah Tinza, Tinza tersenyum sambil memandangi hapenya itu. Setelah hasil UN di umumkan mereka berdua di nyatakan lulus dengan hasil memuaskan, kemudian mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,tapi mereka terpisah saat SMA, karena mereka mempunyai cita-cita masing-masing. Risya memilih SMA di Jakarta, sedangkan Tinza melanjutkan sekolah ke Jogja,tepatnya ke SMA seni rupa.Seluruh keluarga Tinza pindah ke Jogja. Kini mereka hanya dapat berkomunikasi jarak jauh, dan mereka tetap saling mendukung apabila buku terbaru Risya sudah terbit Tinza pasti langsung membelinya begitu pun sebaliknya bila puisi-puisi Tinza di terbitkan di sebuah majalah pasti Risya langsung membelinya.Sudah berbulan-bulan komunikasi mereka terputus.
Suatu hari, Risya merasa kangen banget sama Tinza. Dia merasa di sekolahnya yang baru hampar rasanya bagaikan sayur kurang garam, Risya berharap kalau Tinza menghubunginya dan bersedia untuk mendengarkan curahan hatinya.
Kring....Kring...Kring...
Suara telpon rumah Risya,Risya langsung mengangkatnya dengan semangat.
“Hallo,Assalamualaikum”suara gadis itu sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga Risya. “Wa’alaikum salam, ini Tinza ?”jawab Risya.”Iya benar, kamu apa kabar?aku kangen banget sama kamu”kata Tinza,”Aku baik-baik aja,aku juga kangen banget sama kamu. Di sekolahku gak asyikk banget, abis gak ada kamu”jawab Risya.”Heyyy....kamu kok bilang gitu aku juga ngalamin hal yang sama seperti kamu, tapi kita juga harus membuka hati untuk menerima teman baru, katanya mau meraih cita-cita”ledek Tinza.”He hehe kamu ini,iya iya nanti aku berusaha menerima teman baru deh, kamu apa kabar?tadi ku tanya gak di jawab” ucap Risya,”keadaan rohaniku masih sama seperti dahulu, tapi....” kata Tinza,”Tapi apa?”tanya Risya,”Kaki ku”kata Tinza,” kamu ini,kenapa dengan kaki mu?” tanya Risya dengan jantung berdebar.”Kaki ku di amputasi”jawab Tinza dengan nada bercanda,”kamu bercanda ya”tanya Risya.”Aku gak bercanda Sya”kata Tinza,”Kenapa bisa gitu?” “Saat aku lagi membuat patung kaki ku tertimpa dan akhirnya gini deh”jawab Tinza,” Kenapa nada suara mu seperti tidak terjadi apa-apa?” “Untuk apa aku menangisi kaki ku, kaki ku gak mungkin kembali lagi, yang penting aku masih punya semangat hidup.Oia tujuan utamaku menelpon kamu, untuk mengundang kamu menghadiri pameran lukisan ku. Kamu mau gak dateng, melihat lukisan karya ku dan melihat aku yang cantik” ajak Tinza, “Kamu ini,akulah yang paling cantik,bercanda hehehe,jadi inget waktu kecil dulu ya,oia aku pasti mau. Aku bener-bener gak nyangka kalau Tinza Kanaya bisa menjadi seorang pelukis dan mengarang ternama”kata Risya,“Apa si???malah sahabatku yang bernama Ar Risya Sabila udah bejibun buku-buku karyanya”kata Tinza. Akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak mengenang masa kecil mereka yang indah , sampai mereka lupa waktu.
Seminggu kemudian...
“Ibu, aku mau pergi ke Jogja untuk menghadiri pameran Tinza,boleh gak?” Tanya Risya kepada ibunya,“Kamukan sekolah, jangan meninggalkan sekolah gitu aja dong,nanti saja kalau liburan”Kata ibu,“Tapi bu ,aku sudah di undang Tinza lagi pula aku sudah lama tidak bertemu dengan dia”kata Risya,“ Ibu bilang nggak,kamu jangan maksa dong”. Risya langsung berlari ke kamarnya,dia tidak mau berargumentasi pada ibunya. Kemudian dia langsung sms Tinza yang berisi :Za,aku gak di bolehin sama ibu kata ibu nanti saja kalau liburan. Maafin aku ya,padahal aku rindu sekali sama kamu,tapi aku juga gak bisa melawan ibu.Sekali lagi maafin aku ya.
Membaca sms dari Risya, Tinza langsung memandangi foto mereka.Tinza tahu bahwa ibunya Risya itu disiplin dalam waktu belajar.Bahkan Tinza kagum pada ibunya Risya.Karena ibunya Risya bisa mendidik anak-anaknya seorang diri,sepeninggal ayahnya Risya.
Setelah mereka lulus SMA, mereka berdua janjian untuk ketemuan di sebuah cafee di daerah Bandung . Nampak dari ke jauhan seorang gadis cantik berjilbab duduk di kursi roda sambil membaca buku. Risya bersemangat sekali, dan dia berharap gadis itu adalah sahabatnya.Ternyata benar, Risya langsung memeluk sahabatnya itu.“Aku kangen kamu Tinza” “Aku juga kangen kamu, aku punya sesuatu untuk kamu”kata Tinza. “Apa ini?”tanya Risya “Buka saja”kata Tinza. “Wah ....ini kan seperti foto kita dulu saat SMP” kagum Risya “Iya benar,ini foto kita,kemudian aku lukis.Di simpan ya” kata Tinza. “Aku mau nerusin kuliah ke Asia Pasific University di Jepang, akukan mau jadi super hero bagi anak bangsa, aku mau menyelamatkan dunia”Ujar Risya,“Wah...subhanaallah hebat sekali kamu, masih mau juga kamu jadi super hero?”Canda Tinza “Aku masih mau dong,kamu gimana?mau lanjutin kemana?”tanya Risya “Aku mau ke Swiss,aku mau jadi seniman”jawab Tinza, “Kamu tuh emang udah punya darah seni dari ayahmu, jadinya gampang deh.”Kata Risya “kamu ini bisa aja”kata Tinza.Dan mereka pun bahagia dengan apa yang telah mereka raih. Gapailah impian mu dengan terus bersemangat. Read more "Super hero dan Seniman..."
Pagi hari menjelang sekolah...
“Duh ibu kaos kaki aku di mana, aku bingung nanti bisa-bisa aku di marahin sama guru. Aku kan harus rapi agar bisa memberi contoh yang baik untuk adik-adik kelas ku, kalau kakak kelasnya aja pake kaos kaki yang pendek nanti mereka bisa niru dan nanti mereka tidak disiplin” ujar Risya,” Wah ibu gak nyangka anak ibu bisa seperti ini” canda ibu.“Ibu...masa anaknya di bilang gitu. Aku kan emang mau disiplin.”bantah Risya. “Ya sudah aku pakai punya kakak dulu. Aku pamit ya...dah ibu Assalamualaikum” pamit Risya.
Di jalan ...
“Macet banget ni , ini kesalahan ku kenapa tadi aku tidak bangun lebih pagi,padahal aku sudah tau kalau setiapa hari Senin itu macet, telat 5 menit saja bangunnya pasti kejebak di kerumunan mobil dan motor, Pasti nanti aku terlambat” keluh Risya.“Risya...Risya”Ucap Tinza dengan suara keras. Kemudian Risya menengong ke jendela angkot yang dia tumpangi, ternyata ada Tinza di sebuah motor yang berhenti di tepi jalan .“Ayo cepat naik bareng aku aja biar nanti gak terlambat” ajak Tinza. Risya langsung membayar angkot dan berlari menghampiri motor Tinza.“ Terimakasih ya, aku gak tau ni kalau gak ada kamu, pasti nanti aku sudah terlambat”kata Rinsya.“Iya iya kan kita harus saling tolong menolong , kamu juga sering nolongin aku, masa aku gak mau nolongin kamu.” Sahut Tinza. Tidak lama kemuadian mereka sampai di sekolah.
Tetttt...tetttt(bel berbunyi)
“Wah gerbang sudah mau di tutup ,upacara juga sudah mau dimulai, ayo cepat”ajak Risya kepada Tinza. Mereka berdua pun berlari dan langsung mengambil topi di tas untuk masuk ke lapangan upacara. “Untung aja kita masih bisa masuk ke barisan upacara, kalau kita tidak ikut upacara berarti kita tidak bisa menghargai para pahlawan kita yang telah berjuang untuk tanah air”ujar Risya kepada Tinza, “Iya ya...” jawab Tinza. Upacara hari itu memang sangat panas sehingga banyak anak yang jatuh pingsan termasuk Risya. “Di lihat dari wajahnya , sepertinya Tinza sangat takut ya kalau Risya kenapa-napa” Kata Sarah teman sekelas Risya dan Tinza.“Ya iyalah mereka kan sahabatan”celetuk Rahma.
Di ruang UKS ...
“Tinza sebaiknya kamu belajar ,sekarang KMB sudah di mulai” usul ibu guru.“Aku mau nungguin Risya dulu bu”jawab Tinza.“Kalau misalnya kamu tidak belajar ,terus Risya juga belum sadar nanti siapa yang akan memberi tahu kalian, kalau ada tugas dan lain sebagainya” ajak Ibu guru .“Ya sudah bu,aku ke kelas dulu ya” kata Tinza.Saat istirahat, Tinza kembali menuju UKS untuk melihat Risya.” Kamu kenapa, kenapa kamu bisa pingsan ?”tanya Tinza.“Tadi pagi aku belum sarapan karena aku bangun ke siangan “ jawab Risya.“ Pantesan lain kali kamu harus makan dulu, terus pasang jam alarm di hape kamu biar bisa bangun pada waktunya. Oia nanti kita ada Syuro sepulang sekolah , kamu lebih baik langsung pulang aja ya , kamukan masih lemas” Saran Tinza.“Aku mau ikut Syuro biar aku juga bisa bantu buat Tafakur Alam nanti” jawab Rinsya .“Ya sudah kalau kamu masih kuat”.
Tafakut Alam akan di adakan besok, jadi besok panitia harus datang pikul 05.00 karena pukul 05.30 kita sudah berangkat,tujuan Tafakur Alam kita adalah Curug Nangka.Memo kecil yang di berikan kepada setiap panitia.
“ Horre akhirnya TA datang juga, tapi...” ucap Risya.“ Tapi kenapa??” tanya Tinza.“ Tapi sebentar lagi kepengurusan kita berakhir” kata Risya. “ Sudah jangan bersedih yang penting selama kepengurusan kita, kita telah berusaha untuk mengaja anak –anak untuk beribadah dan berbuat hal positif lainnya” jawab Tinza.
Pagi hari menjelang perjalanan...
Semua sudah siap termasuk Risya dan Tinza.” Adek-adek isi absennya dulu ya di meja” teriak Tinza . “Obat-obatan ,konsumsi , dan kamera sudah siap” Ucap Rinsya,selaku koordinator peralatan. Sibuknya panitia-panitia itu....
Di perjalanan menuju Curug Nangka, ada anak yang sakit.“ Adek sakit, tadi belum sarapan ya”tanya Risya. “ Iya kak, kepala aku pusing” jawab anak itu.“ Ini sarapan dulu biar nanti ada tenaganya ya, kan kita mau ke Curug, oke”Kata Risya,”Oke ka” jawab anak itu. Risya sudah berhasil memberikan semangat untuk adik kelasnya.
Setelah 3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di daerah Curug Nangka, tapi kalau mau ke curugnya harus melewati jalanan air yang panjang. Sebelum menuju Curug Nangka, peserta Tafakur Alam harus berkumpul terlebih dahulu untuk mentoring ,games,tanam 1000 pohon dan makan.“jangan buang sampah sembarangan ya, sudah di siapkan tempat sampah di setiap kelompok, karena kalau kita buang sampah sembarangan berarti kita mau membunuh bumi kita tercinta ini. Kita harus mencoba untuk jadi pahlawan lingkungan” Ujar Risya menggunakan toa agar terdengar keras suaranya.
Tafakur Alam kali ini, terdapat banyak acara,yaitu: mentoring, games,makan-makan,tanam 1000 pohon,dan masih banyak lagi lainnya.Kegiatan menanam 1000 pohon di langsungkan karena melihat hutan di Indonesia sudah semakin gundul akibat penebangan liar dan ilegal loging.Kalau hutan sudah gundul itu sudah sangat parah karena hutankan paru-paru dunia.Lihat saja sekarang es di kutub utara sudah meleleh/sudah semakin tipis, ketebalannya hanya 1,5 meter.Kemungkinan beberapa tahun lagi akan menghilang. Itu semua akibat ulah manusia.
Penanaman 1000 pohon pun di mulai, peserta Tafakur Alam nampak bergembira mereka tidak takut untuk kotor-kotoran, “kan kalau kotor bisa di bersihin, kalau es di kutub gak bisa dihentiin tanpa penyelamatan dari kita, nanti bisa-bisa kita tenggelam”pendapat seorang anak peserta Tafakur Alam. Setelah menanam 1000 pohon, kini kita menuju Curug Nangka. Risya berada di barisan paling belakang,dia bertugas untuk menjaga peserta Tafakur Alam itu.”Kakak,kaki ku keram”kata seorang anak sambil memegang kakinya,”Kamu berhenti dulu saja , kita duduk dulu di pinggir” Kata Risya.Setelah berhenti selama 10 menit dan kaki anak itu sudah lebih baik mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi.Tidak lama kemudian terlihatlah air terjun yang sangat indah, itulah yang dinamakan Curug Nangka.“Subhanaalah, indah sekali.Tapi sayang air terjun seindah ini di gunakan sebagai tempat berpacaran, aku benar-benar sudah bete dengan masalah ini” Ucap Risya dalam hati.
Setelah acara Tafakur Alam selesai, Risya langsung membuka laptopnya dan menuliskan isi hatinya tentang permasalahn remaja saat ini, lambat laun buku “What???Pacaran ...oh no” karya Risya di terbitkan. Buku tersebut berisikan tentang cinta, cinta kepada Allah, keluarga dan sahabat-sahabat. Risya tak menyangka bukunya akan menjadi best seller. Risya selalu bersyukur kepada Allah karena dia berceramah melalui bukunya. Bahwa cinta itu layaknya hanya kepada Allah, Keluarga ,dan sahabat. “Aku ingin menjadi pahlawan bagi agamaku agar tidak terjadi maksiat dimana-mana.”ujar Risya dan Tinza sangat mendukung apa yang di lakukan sahabatnya itu.
Setelah Risya meraih kesuksesan dengan bukunya.Sahabatnya Tinza pun sukses dengan puisi-puisi buatannya. Salah satu puisi Tinza yang dia persembahkan untuk Risya, berjudul Pancaran .
Pancaran
Derai-derai air hujan ,Panasnya sinar mentari
Tak menggulungkan niat ku dan sahabatku,Untuk tetap bersatu
Meskipun badai salju datang,Menerkam persahabatan kita.
Namun di hati,Selalu terpancar
Kenangan indah yang kita lalui
Berpetualang dalam mencari makna persahabatan
Melewati lembah kegelapan ,Demi mencari cahaya
Melalui jerami jarum,Bagaikan melewati masalah yang sering kita lalui
Tapi di dalam hati,Selalu terpancar kasih sayang diantara kita
Dimana pun aku berada,Di hatiku ada kamu....
Sahabatku
Saat Risya membaca kumpulan puisi karya Tinza, Risya menangis karena dia tidak menyangka kalau sahabatnya yang gokil abis, bisa membuat puisi seindah itu.
Kemudian Rinsya mengambil hape nya dan menulis sms kepada Tinza yang berisikan: “Za, tinggal seminggu lagi Ujian Nasional. Terus belajar ya, agar kita bisa meraih cita-cita kita”semangat yang Risya kirimkan melalui sms kepada Tinza. Di rumah Tinza, Tinza tersenyum sambil memandangi hapenya itu. Setelah hasil UN di umumkan mereka berdua di nyatakan lulus dengan hasil memuaskan, kemudian mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,tapi mereka terpisah saat SMA, karena mereka mempunyai cita-cita masing-masing. Risya memilih SMA di Jakarta, sedangkan Tinza melanjutkan sekolah ke Jogja,tepatnya ke SMA seni rupa.Seluruh keluarga Tinza pindah ke Jogja. Kini mereka hanya dapat berkomunikasi jarak jauh, dan mereka tetap saling mendukung apabila buku terbaru Risya sudah terbit Tinza pasti langsung membelinya begitu pun sebaliknya bila puisi-puisi Tinza di terbitkan di sebuah majalah pasti Risya langsung membelinya.Sudah berbulan-bulan komunikasi mereka terputus.
Suatu hari, Risya merasa kangen banget sama Tinza. Dia merasa di sekolahnya yang baru hampar rasanya bagaikan sayur kurang garam, Risya berharap kalau Tinza menghubunginya dan bersedia untuk mendengarkan curahan hatinya.
Kring....Kring...Kring...
Suara telpon rumah Risya,Risya langsung mengangkatnya dengan semangat.
“Hallo,Assalamualaikum”suara gadis itu sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga Risya. “Wa’alaikum salam, ini Tinza ?”jawab Risya.”Iya benar, kamu apa kabar?aku kangen banget sama kamu”kata Tinza,”Aku baik-baik aja,aku juga kangen banget sama kamu. Di sekolahku gak asyikk banget, abis gak ada kamu”jawab Risya.”Heyyy....kamu kok bilang gitu aku juga ngalamin hal yang sama seperti kamu, tapi kita juga harus membuka hati untuk menerima teman baru, katanya mau meraih cita-cita”ledek Tinza.”He hehe kamu ini,iya iya nanti aku berusaha menerima teman baru deh, kamu apa kabar?tadi ku tanya gak di jawab” ucap Risya,”keadaan rohaniku masih sama seperti dahulu, tapi....” kata Tinza,”Tapi apa?”tanya Risya,”Kaki ku”kata Tinza,” kamu ini,kenapa dengan kaki mu?” tanya Risya dengan jantung berdebar.”Kaki ku di amputasi”jawab Tinza dengan nada bercanda,”kamu bercanda ya”tanya Risya.”Aku gak bercanda Sya”kata Tinza,”Kenapa bisa gitu?” “Saat aku lagi membuat patung kaki ku tertimpa dan akhirnya gini deh”jawab Tinza,” Kenapa nada suara mu seperti tidak terjadi apa-apa?” “Untuk apa aku menangisi kaki ku, kaki ku gak mungkin kembali lagi, yang penting aku masih punya semangat hidup.Oia tujuan utamaku menelpon kamu, untuk mengundang kamu menghadiri pameran lukisan ku. Kamu mau gak dateng, melihat lukisan karya ku dan melihat aku yang cantik” ajak Tinza, “Kamu ini,akulah yang paling cantik,bercanda hehehe,jadi inget waktu kecil dulu ya,oia aku pasti mau. Aku bener-bener gak nyangka kalau Tinza Kanaya bisa menjadi seorang pelukis dan mengarang ternama”kata Risya,“Apa si???malah sahabatku yang bernama Ar Risya Sabila udah bejibun buku-buku karyanya”kata Tinza. Akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak mengenang masa kecil mereka yang indah , sampai mereka lupa waktu.
Seminggu kemudian...
“Ibu, aku mau pergi ke Jogja untuk menghadiri pameran Tinza,boleh gak?” Tanya Risya kepada ibunya,“Kamukan sekolah, jangan meninggalkan sekolah gitu aja dong,nanti saja kalau liburan”Kata ibu,“Tapi bu ,aku sudah di undang Tinza lagi pula aku sudah lama tidak bertemu dengan dia”kata Risya,“ Ibu bilang nggak,kamu jangan maksa dong”. Risya langsung berlari ke kamarnya,dia tidak mau berargumentasi pada ibunya. Kemudian dia langsung sms Tinza yang berisi :Za,aku gak di bolehin sama ibu kata ibu nanti saja kalau liburan. Maafin aku ya,padahal aku rindu sekali sama kamu,tapi aku juga gak bisa melawan ibu.Sekali lagi maafin aku ya.
Membaca sms dari Risya, Tinza langsung memandangi foto mereka.Tinza tahu bahwa ibunya Risya itu disiplin dalam waktu belajar.Bahkan Tinza kagum pada ibunya Risya.Karena ibunya Risya bisa mendidik anak-anaknya seorang diri,sepeninggal ayahnya Risya.
Setelah mereka lulus SMA, mereka berdua janjian untuk ketemuan di sebuah cafee di daerah Bandung . Nampak dari ke jauhan seorang gadis cantik berjilbab duduk di kursi roda sambil membaca buku. Risya bersemangat sekali, dan dia berharap gadis itu adalah sahabatnya.Ternyata benar, Risya langsung memeluk sahabatnya itu.“Aku kangen kamu Tinza” “Aku juga kangen kamu, aku punya sesuatu untuk kamu”kata Tinza. “Apa ini?”tanya Risya “Buka saja”kata Tinza. “Wah ....ini kan seperti foto kita dulu saat SMP” kagum Risya “Iya benar,ini foto kita,kemudian aku lukis.Di simpan ya” kata Tinza. “Aku mau nerusin kuliah ke Asia Pasific University di Jepang, akukan mau jadi super hero bagi anak bangsa, aku mau menyelamatkan dunia”Ujar Risya,“Wah...subhanaallah hebat sekali kamu, masih mau juga kamu jadi super hero?”Canda Tinza “Aku masih mau dong,kamu gimana?mau lanjutin kemana?”tanya Risya “Aku mau ke Swiss,aku mau jadi seniman”jawab Tinza, “Kamu tuh emang udah punya darah seni dari ayahmu, jadinya gampang deh.”Kata Risya “kamu ini bisa aja”kata Tinza.Dan mereka pun bahagia dengan apa yang telah mereka raih. Gapailah impian mu dengan terus bersemangat. Read more "Super hero dan Seniman..."
Label:
Cerpen
Langganan:
Postingan (Atom)