Jumat, 18 Juni 2010 22:04 MusafiR Ilmu “Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) Pengikut yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menjadi lemah karena bencana, ujian, ketidakberuntungan yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh Allah dan Allah menyukai orang-orang yang bersabar. Ada fenomena kelesuan atau futur dalam dimensi aqidah dan umumnya terjadi karena pergeseran orientasi hidup, lebih berorientasi pada materi duniawi an sich. Dan ada juga dalam dimensi ibadah dengan lemahnya disiplin -indhibath- terhadap amaliyah ubudiyah yaumiyah (harian). Adapun dalam dimensi fikriyah terlihat dengan lemahnya semangat meningkatkan ilmu. Di sisi lain pergeseran adab islami menyelimuti akhlaq mereka, belum lagi rasa jenuh dalam mengikuti aktivitas tarbawiyah atau pembinaan keislaman dan hubungan yang terlalu longgar antar lawan jenis. Dalam hidup akan banyak ditemui bermacam jalan. Kadang datar, kadang menurun, kadang pula meninggi. Begitu pula dalam perjalanan dakwah. Ada saatnya para muharrik (orang yang bergerak) menemui jalan yang lurus dan mudah. Namun tidak jarang menjumpai onak dan duri. Hal demikian juga terjadi pada muharrik. Suatu saat ia memiliki kondisi iman yang tinggi. Di saat lain, iapun dapat mengalami degradasi iman. Tabiat manusia memang menggariskan demikian. Dalam kondisi iman yang turun ini, para muharrik kadang terkena satu penyakit yang membahayakan kelangsungan gerang langkah dakwah. Yaitu penyakit futur atau kelesuan. Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak atau diam setelah bergerak, atau malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh. Terjadinya futur bagi muharrik, sebenarnya merupakan hal yang wajar. Asal saja tidak mengakibatkan terlepasnya muharrik dari roda dakwah. Hanya malaikat yang mampu kontinyu mengabdi kepada Allah dengan kualitas terbaik. Firman Allah, “dan kepunyaan-Nyalah segala apa yang di langit dan di bumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya.” (Al-Anbiya: 19-20) Karena itu Rasulallah sering berdoa: “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku akhirnya. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalku keridhaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik hariku saat bertemu dengan-Mu.” PENYEBAB FUTUR (KELESUAN) Walaupun futur merupakan hal yang mungkin terjadi bagi muharrik, ada beberapa penyebab yang dapat menyegerakan timbulnya: Pertama, berlebihan dalam din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama) Berlebihan pada suatu jenis amal akan berdampak kepada terabaikannya kewajiban-kewajiban lainnya. Dan sikap yang dituntut pada kita dalam beramal adalah washathiyyah atau sedang dan tengah-tengah agar tidak terperangkap dalam ifrath dan tafrith (mengabaikan kewajiban yang lain). Dalam hadits yang lain Rasul bersabda: “Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat mengamalkannya.” (H.R. Muslim) Karena itu, amal yang paling di sukai Allah swt. adalah yang sedikit dan kontinyu. Kedua, berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan) Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan dalam makanan menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Kegemukan akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan kemunduran. Karena itu secara keseluruhan hal ini bisa menghalangi dalam amal dakwah. Ketiga, memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah (Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari organisasi atau berjamaah) Jauhnya seseorang dari berjamaah membuatnya mudah didekati syaitan. Rasul bersabda: “Setan itu akan menerkam manusia yang menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari kawanannya.” (H.R. Ahmad) Jika setan telah memasuki hatinya, maka tak sungkan hatinya akan melahirkan zhan (prasangka) yang tidak pada tempatnya kepada organisasi atau jamaah. Jika berlanjut, hal ini menyebabkan hilangnya sikap tsiqah (kepercayaan) kepada organisasi atau jamaah. Dengan berjamaah, seseorang akan selalu mendapatkan adanya kegiatan yang selalu baru. Ini terjadi karena jamaah merupakan kumpulan pribadi, yang masing-masing memiliki gagasan dan ide baru. Sedang tanpa jamaah seseorang dapat terperosok kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu imam Ali berkata: “Sekeruh-keruh hidup berjamaah, lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.” Keempat, sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan kehidupan akhirat) Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya. Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal berupa keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” Kelima, melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian) Pelaksanaan ibadah secara tekun, membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Selalu terjaga komunikasi sambung rasa antara ia dengan Allah swt. Ini membuatnya mempersiapkan kondisi ruhiyah atau spiritual yang baik sebagai dasar untuk bergerak dakwah. Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat seseorang terjerumus untuk sedikit demi sedikit merenggangkan hubungannya dengan Allah. jika ini terjadi, maka sulit baginya menjaga kondisi ruhiyah dalam keadaan taat kepada Allah. kadang hal ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk berbicara kepada hati. Dakwah yang benar, selalu memulainya dengan memanggil hati manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan ibadah membuatnya sedikit memiliki cahaya. Allah berfirman: “Barang siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun.” (An-Nur: 40) Keenam, masuknya barang haram ke dalam perut (Mengkonsumsi sesuatu yang syubhat, apalagi haram) Ketujuh, tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan. (Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dakwah) Setiap perjuangan selalu menghadapi tantangan. Haq dan bathil selalu berusaha untuk memperbesar pengaruhnya masing-masing. Akan selalu ada orang-orang Pendukung Islam. Di lain pihak akan selalu tumbuh orang-orang pendukung hawa nafsu. Dan dalam waktu yang Allah kehendaki akan bertemu dalam suatu “fitnah”. Dalam bahasa Arab, kata “fitnah” berasal dari kata yang digunakan untuk menggambarkan proses penyaringan emas dari batu-batu lainnya. Karena itu “fitnah” merupakan sunnatullah yang akan mengenai para pelaku dakwah. Dengan “fitnah” Allah juga menyaring siapa hamba yang masuk golongan shadiqin dan siapa yang kadzib (dusta). Dan jika fitnah itu datang, sementara ia tidak siap menerimanya, besar kemungkinan akan terjadi pengubahan orientasi dalam perjuangannya. Dan itu membuat futur. Allah Berfirman: “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.” (Al-Ahqaf: 14) Kedelapan, bersahabat dengan orang-orang yang lemah (Berteman dengan orang-orang yang buruk dan bersemangat rendah) Kondisi lingkungan (biah) dapat menentukan kualitas seseorang. Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik. Akan tumbuh suasana ta’awun atau tolong-menolong dan saling menasihatkan. Sementara teman yang buruk dapat melunturkan hamasah (kemauan) yang semula telah menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda: “Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat salah seorang di antara kalian siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud) Kesembilan, spontanitas dalam beramal (Tidak ada perencanaan yang baik dalam beramal, baik dalam skala individu atau fardi maupun komunitas atau jama’i) Amal yang tidak terencana, yang tidak memiliki tujuan sasaran dan sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Hanya akan timbul kepenatan dalam berdakwah, sementara hasil yang ditunggu tak kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki minhajiatul amal (sistematika kerja). Hal ini akan membuat ringan dan mudahnya suatu amal. Kesepuluh, jatuh dalam kemaksiatan (Meremehkan dosa dan maksiat) Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika kondisi ini terjadi, sulit diharapkan seorang juru dakwah mampu beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri sendiri pun sulit. CARA MENGOBATI FUTUR (KELESUAN) Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep. Pertama, jauhi kemaksiatan Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada akhirnya membawa kepada kesesatan. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia.” (Thaha: 81) Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit futur. Allah berfirman: “Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi.” (Al-A’raf: 96) Kedua, tekun mengamalkan amalan siang dan malam Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku dakwah untuk selalu berhubungan dengan Allah swt. Hal ini dapat menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah. Allah berfirman: “Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu, ialah orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan: 63-64) Ketiga, mengintai waktu-waktu yang baik Dalam banyak hadits Rasulullah saw. banyak menginformasikan adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah swt. lebih memperhatikan doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah, Zulhijjah, Muharram, rajab dll. Waktu-waktu itu memiliki keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah. Keempat, menjauhi hal-hal yang berlebihan. Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai dengan kemampuannya. Firman Allah: “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabun: 6) Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Demikianlah kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat pertengahan (adil) dan pilihan. (Al-Baqarah: 143) Kelima, melazimi Jamaah “Berjamaah itu rahmat, Firqah (perpecahan) itu azab.” demikian sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain beliau bersabda: “Barangsiapa yang menghendaki tengahnya surga, hendaklah ia melazimi jamaah.” Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majelis dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan rutinitas. Keenam, mengenal kendala yang akan menghadang Pengetahuan pelaku dakwah dan pejuang akan tabiat jalan yang hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, akan membuatnya siap, minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan datang. Allah berfirman: “Dan beberapa banyak Nabi yang berperang bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) Ketujuh, teliti dan sistemik dalam kerja. Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah menjadi harakatul muntijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan menyadarkan pejuang, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang. Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu juga dibutuhkan waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua telah dimengerti, insya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Kedelapan, memilih teman yang shalih Rasulullah bersabda: “Seseorang tergantung pada sahabatnya, maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud) Kesembilan, menghibur diri dengan hal yang mubah Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan rekreatif serta memberikan hak badan secara cukup mampu membuat diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang dikerjakan. Kesepuluh, mengingat mati, surga dan neraka Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit tertawa.” Ketahuilah, bahwa futur menyebabkan jalan dakwah yang harus di tempuh menjadi lebih panjang, sebab tidak mendapatkan ma’iyatullah (kebersamaan dan pembelaan Allah) dan daya intilaq (lompatan) kita menjadi lebih berat, baik karena borosnya biaya dan rontoknya para pejuang dan penyeru dakwah. Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita, Amin. Wallahu a’lam bis shawab Author : Ust. Mahfudz Siddiq. M.Si (dari : Dakwatuna.com)
Read more "Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah (penyebab Futhur dan Solusinya!..."
Kamis, 06 Oktober 2011
Hentakan
Bukan hanya hati ku…. Tapi banyak hati lain nya yang menyayangkan hal tersebut….
Hentakan yang mungkin, dapat menusuk hati para akhwat yang melihat nya….
Aku tahu,,, ini memang jalan mu… ini memang dunia mu…
Aku pun tak ingin meyinggung mu, karna aku yakin…. Kau pun mengetahui bagaimana hukumnya ….
Rasulullah pun, tidak selalu menasehati umat nya…. Karna beliau tak ingin umat nya bosan mendengar nasehat beliau…. Namun, pabila ada yang meminta nasehat beliau ,barulah beliau menasehatinya….
Dan begitu pun aku,,,,, bahkan aku hanya seorang manusia hina yang tak pantas untuk menasehati orang lain….. namun, aku teringat akan hak dari saudara sesama muslim ku. Bahwa mereka memiliki hak untuk di nasehati….
Maka melalui posting ini aku akan menyampaikan beberapa hal yang ingin ku katakana pada mu sahabat….
Aku baru saja mengikuti kajian di Masjid UI, dimana pengisi kajiannya adalah Ust. Yusuf Mansyur….. dalam satu waktu beliau menceritakan mengenai azab dari “hanya” sekedar berpegangan tangan dengan seseorang yang bukan mahram kita…. Di ceritakannya dengan di sertai hadits, apabila kita berpegangan tangan “saja” dengan yang bukan mahram kita. Maka malaikat malik akan mengambil beberapa kerikil dari dalam neraka, kemudian kerikil tersebut di berikan kepada ibu si penzina…. Dan kau tahu!!!! Seberapa panas kerikil tersebut???? Panas minimal dari kerikil tersebut dapat memecah kan kepala sang ibu tersebut dan di lakukan berulang kali…. Sampai berapa lama nya si anak berpegangan tangan….. Naudzubillah…..
Dan kita sering mendengar hadits hadits palsu mengenai hari pembalasan dan azab Allah….. Namun, kawan kawan ku sekalian yang insyaallah di rahmati Allah,,,,, mari ambil lah hikmahnya. Hikmahnya adalah kita akan semakin takut akan segala azab azab tersebut. Dan kita akan berusaha untuk menghindari nya dengan berusaha untuk dapat menjadii hamba Allah yang bertaqwa….
Ingatlah yang membedakan kita di hadapan Allah adalah ke taqwaan kita….. maka , berlomba lomba lah kawan dalam kebaikan … ALLAHU AKBAR
Label:
i love u all
Sabtu, 17 September 2011
ISLAM :)
Adzan berkumandang begitu indah tat kala, diri ini lahir kedunia…….
Sebuah panggilan……….. Panggilan yang penuh dengan keajaiban di dalamnya
Lafaz pertama yang terdengar….. Subhanallah, tak ada yang lebih indah
Allahu Akbar……..
Allah….. Ya Rabbi, Saat ini aku mengerti keajaiban itu……..
Keajaiban yang tiada tandingannya…..
Kini rasa cinta yang membuncah pada Nya
Dan semua itu ku dapatkan selama aku beragama , yaitu ISLAM
Namun kini, begitu peluh hati …….. Mendengar serta melihat kecambah baru dalam Islam
Appakah Islam seperti itu??? La….. Islam tetaplah Islam, Tuhan ku Allah SWT Rasul ku Muhammad SAW. Nabi terakhir yang sungguh luar biasa, ayah yang paling hebat, kakek yang luar biasa tangguhnya dan pemimpin yang …. Subhanallah, begitu banyak pujian yang tak henti hentinya di berikan kepada nya…… Dia Nabi terakhir ku, nabi terakhir mu, dan Nabi terakhir kita semua…………
Siapa kah yang salah?? Menggali sebuah kesalah tak akan ada habisnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW untuk dapat meluruskan semua itu…..
“ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyerukan kepada kebajikan , menyuruh kepada yang ma’ruf , dan mencegah dari yang munkar . Mereka itulah orang-orang yang beruntung” Q.S Al Imran : 104
Nah…. Ayo ayo , mau jadi orang yang beruntungkan???? Mari kita mencoba untuk berdakwah, namun sebelum itu kita sendiri jug ahrus menyiapkan bekal bekal nya, seperti :1) siapkan diri dengan ilmu tentang apa yang akan di dakwahkan,2) Harus siap sabar dalam da’wahnya 3) hikmah 4) Berakhlak mulia
Mengertikan apa yang di maksudkan……… Jalan Da’wah itu tak semulus lintasan pesawat ( ya iyalahhh ) , berda’wah itu membutuhkan pengorbanan yang besar. Hmmmm , kembali kepada pembahasan mengenai Islam. Semua agama pasti akan mengatakan bahwa agamanya lah yang peling benar. Maka dari itu Allah menurunkan Surah Al Kafirun :
“ Katakanlah ( Muhammad ) , “ Wahai orang-orang kafir! . Aku tidak akan menyembah apa ynag kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah . Dan kamu tidak pernah ( pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah . Untuk mu agamamu, dan untukku agama ku .”
Sungguh Allah itu memang luar biasa. …. Keren banget.
Terus apa salah kalau aku ngajak temen aku masuk islam? Padahal kita ini sahabat , aku takut dia sakit hati? Lohhh….. sangat keren jika kamu mengajak temanmu untuk masuk islam, apalagi kalau dia mau masuk islam benaran. Kita perlu menghargai agama orang lain, tapi tak ada salahnya dong kalau kita mengajaknya secara perlahan lahan. Dengan cara, Rajin beribadah ( Dengan kita rajin beribadah , ia akan tergugah hati nya sedikit demi sedikit. Bahwa islam itu agama yang konsisten) .
Kamis, 21 Juli 2011
Jam Istirahat untuk Sholat Dhuha
Muslim Muda…apa yang kalian lakukan jika jam istirahat belajar telah tiba? Sebagain besar mungkin akan menyerbu kantin sekolah atau memanfaatkan momen ini untuk bercanda ria dengan teman-teman sekolah
Muslim Muda..adakah diantara kalian menyerbu mushollah di jam istirahat tersebut? Buat apa?
Muslim Muda…mari kita mencoba memanfaatkan sedikit waktu luang kita dengan melaksanakan sholat dhuha, yah..paling cuman memakan waktu 5-7 menit. Loh..sholat dhuha itu apa dan untuk apa?
Sholat dhuha merupakan salah satu dari sekian banyak sholat sunnah dalam Islam yang memiliki begitu banyak keutamaan dan mengerjakannya akan menambah pahala yang besar buat kita.
Keutamaan Sholat Dhuha
Luar biasa, hanya dengan 2 rakaat sholat dhuha kita bakalan mendapatkan segudang pahala. Tahu tidak muslim muda berapa jumlah persendian dalam tubuh manusia? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam juga mengabarkan kepada kita jumlahnya
Bisa tidak bersedekah sejumlah itu? Nah.. solusinya adalah sholat Dhuha. Minimal 2 rakaat. Pasti bisa donk…
Waktu Sholat Dhuha
Waktu sholat dhuha di mulai sejak matahari setinggi tombak sejak terbitnya (tepatnya sekitar 20 menit setelah terbit) hingga menjelang waktu dzuhur. Waktu yang paling utama melakukannya yaitu ketika matahari sudah agak terik
Muslim Muda…pagi-pagi kan kalian siap-siap kesekolah nih, setelah itu belajar sampai siang.. jadi waktu yang paling tepat buat sholat dhuha adalah waktu istirahat.
Muslim Muda…Mari memanen pahala di waktu Istirahat
Penulis : admin rumah rohis
Read more "Jam Istirahat untuk Sholat Dhuha..."
Muslim Muda..adakah diantara kalian menyerbu mushollah di jam istirahat tersebut? Buat apa?
Muslim Muda…mari kita mencoba memanfaatkan sedikit waktu luang kita dengan melaksanakan sholat dhuha, yah..paling cuman memakan waktu 5-7 menit. Loh..sholat dhuha itu apa dan untuk apa?
Sholat dhuha merupakan salah satu dari sekian banyak sholat sunnah dalam Islam yang memiliki begitu banyak keutamaan dan mengerjakannya akan menambah pahala yang besar buat kita.
Keutamaan Sholat Dhuha
Dari Abu Dzar berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim)
Luar biasa, hanya dengan 2 rakaat sholat dhuha kita bakalan mendapatkan segudang pahala. Tahu tidak muslim muda berapa jumlah persendian dalam tubuh manusia? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam juga mengabarkan kepada kita jumlahnya
Dari ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian”.(HR. Muslim)
Bisa tidak bersedekah sejumlah itu? Nah.. solusinya adalah sholat Dhuha. Minimal 2 rakaat. Pasti bisa donk…
Waktu Sholat Dhuha
Waktu sholat dhuha di mulai sejak matahari setinggi tombak sejak terbitnya (tepatnya sekitar 20 menit setelah terbit) hingga menjelang waktu dzuhur. Waktu yang paling utama melakukannya yaitu ketika matahari sudah agak terik
Muslim Muda…pagi-pagi kan kalian siap-siap kesekolah nih, setelah itu belajar sampai siang.. jadi waktu yang paling tepat buat sholat dhuha adalah waktu istirahat.
Muslim Muda…Mari memanen pahala di waktu Istirahat
Penulis : admin rumah rohis
Tips berdakwah kepada siswa baru ^_^
Muslim Muda…siswa baru udah berdatangan nih, lantas apa yang harus dilakukan? Apakah berdiam diri di mushollah menunggu durian runtuh?? Atau bangkit dan menemui mereka??
Muslim Muda…aktivis dakwah sejati adalah mereka yang tidak mencukupkan diri dengan dakwah-dakwah umum, melainkan semua cara dan metode yang lebih persuasive, bersahabat atau lebih dikenal dengan dakwah fardhiyah(dakwah perorangan/face to face) harus ditempuh dan diprogramkan siang dan malam, berusaha dan terus berusaha, bersabar tak mengenal putus asa dan memohon petunjuk serta kekuatan dari Allah
Lalu bagaimana memulainya?
Apa yang perlu diperhatikan sebelum mendekati target (objek dakwah)
a. Jangan bermaksud menggurui atau mengajari
b. Lihat situasi dan kondisi sekitarnya termaksud sedang apa dia pada saat itu.
c. Berwajah manis, ramah tapi tetap tenang dan meyakinkan.
d. Tampil dengan prima penuh percaya diri berbalut pakaian yang harus ok! Bersih dan rapi, intinya “Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya dekati dia”
Agar dakwah fardhiyah berkesan di hati
a. Mulai dengan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
b. Jabat tangannya dengan erat dan hangat agar dia merasakan energi ukhuwah penuh ketulusan dan kecintaan mengalir lalu menyatu dalam darahnya membuatnya tesenyum dan gembira dengan kehadiran anda.
c. Duduklah dengan tenang, usahakan saling berhadapan, tatap wajahnya penuh ramah dan jangan menunduk.
d. Perkenalkan identitas diri lebih dulu dan minta dia memperkenalkan diri. Dari perkenalan identitas tersebut temukan korelasi atau irisan agar perkenalan bisa lebih bersahabat misalnya dia mengatakan, ”Saya tinggal di adyaksa”, anda katakan padanya, ”oh masyaallah, banyak teman di situ, kebetulan pusat kegiatan Rohis di Makassar adanya disitu. Saya doakan akhi mudah-mudahan juga bisa terlibat dalam rohis ini” dan seterusnya.
e. Mulailah pembicaraan yang sifatnya umum dan menyenangkan. Dalam sebuah buku komunikasi persuasif berjudul ”I see what you Mean” ditulis oleh D.Joel Whalen (2005), disebutkan bahwa pembicaraan yang menyenangkan bagi seseorang adalah pembicaraan seputar pribadinya. Salah satu pembicaraan yang menyenangkan itu adalah menemukan korelasi dari identitas yang diperkenalkannya itu, bisa juga dengan menanyakan tentang aktivitas rutinnya yang bersifat positif lalu temukan irisan dan korelasi biar nyambung.
f. Usahakan diawal-awal lebih banyak mendengar daripada berbicara.
g. Membuka wawasan dan sharing seputar islam lalu ajak dia berfikir mengenai kondisi kaum muslimin hari ini yang banyak mengalami kemunduran.
h. Perkenalkan kegiatan-kegiatan rohis sebagai Salah satu bentuk kepedulian dan upaya untuk mengembalikan kejayaan islam. Penting juga untuk menyebutkan contoh-contoh keberhasilan program kerja dakwah mislanya, ”Alhamdulillah di sekolah kita ini sudah ada SAINS (Studi Al-Qur’an intensif) disini kita bisa mempelajari Al qur’an dan memperlancar bacaan Al qur’an kita, di sekolah-sekolah lainnya juga ada. Nah di sekolah kita ini Alhamdulillah sudah ada Kerohanian Islam yang melakukan beberapa kegiatan-kegiatan misalnya ....(belajar dasar-dasar Islam, outbound islamy, Islamic camp, pelatihan IT dll)”.
i. Perkenalkan dia dengan saudara-saudara muslim yang shaleh, ajak dia silaturrahmi ke sekretariat, atau perkenalkan padanya pengajian-pengajian yang bersifat umum yang ada di sekolah itu atau di luar sekolah yang bisa dijangkaunya.
j. Jangan lupa minta alamat dan nomor Handphonenya dan rekam wajahnya baik-baik di memori ingatan anda.
k. Sebelum benar-benar berpisah, berikanlah hadiah padanya agar petemuan itu terus berkesan setiap kali dia melihat hadiah itu nantinya. Atau ucapkanlah dengan tulus padanya, ”Saya senang berjumpa dengan anda akhi, dan besar harapan saya pertemuan kita terus berlanjut”. Jangan lupa doakan dia ”Semoga Allah memberkahi urusanmu akhi dan terus membimbing dan memudahkan dalam segala urusan yang anda jalani”.
l. Jabat kembali tangannya dan biarkan energi ukhuwah kembali mengalir menyatu dalam darahnya agar semakin kuat keyakinannya bahwa dia sangat bersyukur atas pertemuan itu. Lalu ucapkanlah salam perpisahan karena Allah.
m. Selanjutnya jalin terus hubungan dengan frekuensi yang bisa dipertahankan baik dalam bentuk SMS (Surat Motivasi untuk Saudara), Amal (Ajak dalam majelis Ilmu), ujungnya berikan Hadiah (harapkan dia ikut tarbyah).
Selamat mencoba,Semoga bermanfaat
Penulis : Admin rumahrohis
Read more "Tips berdakwah kepada siswa baru ^_^..."
Muslim Muda…aktivis dakwah sejati adalah mereka yang tidak mencukupkan diri dengan dakwah-dakwah umum, melainkan semua cara dan metode yang lebih persuasive, bersahabat atau lebih dikenal dengan dakwah fardhiyah(dakwah perorangan/face to face) harus ditempuh dan diprogramkan siang dan malam, berusaha dan terus berusaha, bersabar tak mengenal putus asa dan memohon petunjuk serta kekuatan dari Allah
Lalu bagaimana memulainya?
Apa yang perlu diperhatikan sebelum mendekati target (objek dakwah)
a. Jangan bermaksud menggurui atau mengajari
b. Lihat situasi dan kondisi sekitarnya termaksud sedang apa dia pada saat itu.
c. Berwajah manis, ramah tapi tetap tenang dan meyakinkan.
d. Tampil dengan prima penuh percaya diri berbalut pakaian yang harus ok! Bersih dan rapi, intinya “Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya dekati dia”
Agar dakwah fardhiyah berkesan di hati
a. Mulai dengan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
b. Jabat tangannya dengan erat dan hangat agar dia merasakan energi ukhuwah penuh ketulusan dan kecintaan mengalir lalu menyatu dalam darahnya membuatnya tesenyum dan gembira dengan kehadiran anda.
c. Duduklah dengan tenang, usahakan saling berhadapan, tatap wajahnya penuh ramah dan jangan menunduk.
d. Perkenalkan identitas diri lebih dulu dan minta dia memperkenalkan diri. Dari perkenalan identitas tersebut temukan korelasi atau irisan agar perkenalan bisa lebih bersahabat misalnya dia mengatakan, ”Saya tinggal di adyaksa”, anda katakan padanya, ”oh masyaallah, banyak teman di situ, kebetulan pusat kegiatan Rohis di Makassar adanya disitu. Saya doakan akhi mudah-mudahan juga bisa terlibat dalam rohis ini” dan seterusnya.
e. Mulailah pembicaraan yang sifatnya umum dan menyenangkan. Dalam sebuah buku komunikasi persuasif berjudul ”I see what you Mean” ditulis oleh D.Joel Whalen (2005), disebutkan bahwa pembicaraan yang menyenangkan bagi seseorang adalah pembicaraan seputar pribadinya. Salah satu pembicaraan yang menyenangkan itu adalah menemukan korelasi dari identitas yang diperkenalkannya itu, bisa juga dengan menanyakan tentang aktivitas rutinnya yang bersifat positif lalu temukan irisan dan korelasi biar nyambung.
f. Usahakan diawal-awal lebih banyak mendengar daripada berbicara.
g. Membuka wawasan dan sharing seputar islam lalu ajak dia berfikir mengenai kondisi kaum muslimin hari ini yang banyak mengalami kemunduran.
h. Perkenalkan kegiatan-kegiatan rohis sebagai Salah satu bentuk kepedulian dan upaya untuk mengembalikan kejayaan islam. Penting juga untuk menyebutkan contoh-contoh keberhasilan program kerja dakwah mislanya, ”Alhamdulillah di sekolah kita ini sudah ada SAINS (Studi Al-Qur’an intensif) disini kita bisa mempelajari Al qur’an dan memperlancar bacaan Al qur’an kita, di sekolah-sekolah lainnya juga ada. Nah di sekolah kita ini Alhamdulillah sudah ada Kerohanian Islam yang melakukan beberapa kegiatan-kegiatan misalnya ....(belajar dasar-dasar Islam, outbound islamy, Islamic camp, pelatihan IT dll)”.
i. Perkenalkan dia dengan saudara-saudara muslim yang shaleh, ajak dia silaturrahmi ke sekretariat, atau perkenalkan padanya pengajian-pengajian yang bersifat umum yang ada di sekolah itu atau di luar sekolah yang bisa dijangkaunya.
j. Jangan lupa minta alamat dan nomor Handphonenya dan rekam wajahnya baik-baik di memori ingatan anda.
k. Sebelum benar-benar berpisah, berikanlah hadiah padanya agar petemuan itu terus berkesan setiap kali dia melihat hadiah itu nantinya. Atau ucapkanlah dengan tulus padanya, ”Saya senang berjumpa dengan anda akhi, dan besar harapan saya pertemuan kita terus berlanjut”. Jangan lupa doakan dia ”Semoga Allah memberkahi urusanmu akhi dan terus membimbing dan memudahkan dalam segala urusan yang anda jalani”.
l. Jabat kembali tangannya dan biarkan energi ukhuwah kembali mengalir menyatu dalam darahnya agar semakin kuat keyakinannya bahwa dia sangat bersyukur atas pertemuan itu. Lalu ucapkanlah salam perpisahan karena Allah.
m. Selanjutnya jalin terus hubungan dengan frekuensi yang bisa dipertahankan baik dalam bentuk SMS (Surat Motivasi untuk Saudara), Amal (Ajak dalam majelis Ilmu), ujungnya berikan Hadiah (harapkan dia ikut tarbyah).
Selamat mencoba,Semoga bermanfaat
Penulis : Admin rumahrohis
Persiapan menyambut Ramadhan
Muslim Muda…Tidak lama lagi kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan yang senantiasa dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.
Muslim Muda…Bulan yang datang dengan berjuta berkah dan magfirah yang akan membersihkan noda-noda dalam jiwa sang pendosa. Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat yang mulai mengendor, ia ibarat oase di tengah padang sahara pelepas dahaga bagi sang pengembara di bawah teriknya sang mentari
Sebagai seorang muslim hendaklah mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan di dalam menyambut bulan suci Ramadhan serta amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan.
1. Memperbanyak do’a kepada Allah
Adalah merupakan kebiasaan bagi para generasi yang shalih pendahulu kita dengan memperbanyak do’a sebelum masuknya bulan Ramadhan, sehingga diriwayatkan diantara me-reka ada yang memohon kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan sejak 6 bulan sebelumnya. Mereka juga memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan pertolongan di dalam melaksanakan ibadah-ibadah di dalamnya seperti puasa, qiyamul lail(tarwih), sedekah dan sebagainya.
2. Bersuci dan membersihkan diri
Yaitu kebersihan yang bersifat maknawi seperti taubat nasuha dari segala dosa dan maksiat. Pantaskah kita me-nyambut tamu yang agung dan mulia dengan keadaan yang kotor?, Pantaskah kita menyambut bulan Ramadhan yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dengan gelimangan dosa?, Bagaimana kita ber-puasa sedangkan shalat masih sering kita lalaikan ? Bagaimana kita menahan diri dari segala yang mubah (makan dan minum) kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram ? yang merupakan hasil riba, suap dan harta haram lainnya. Bagaimana kita ber-harap puasa kita dapat diterima sedang-kan kita dalam keadaan seperti ini. Renungilah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
Oleh karena itu sebelum pintu taubat tertutup, sebelum matahai terbit dari sebelah barat, sebelum nyawa sampai di tenggorokan maka bersegeralah bertau-bat dengan taubat yang sebenar-benarnya. Allah berfirman :
3. Mempersiapkan jiwa
Yaitu dengan memperbanyak amal-amal shalih pada bulan Sya’ban karena pada bulan ini bulan diangkatnya amalan-amalan pada Allah. Sebagaimana hadits Usamah bin Zaid yang diriwa-yatkan oleh Imam An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah yang dihasankan oleh Syaikh Al Albani bahwasanya Rasulullah berpuasa sepanjang bulan Sya’ban atau beliau memperbanyak puasa di dalamnya kecuali hanya beberapa hari saja beliau tidak melakukannya.
4. Mempelajari hukum-hukum puasa dan mengenal petunjuk Nabi
sebelum memasuki puasa seperti mempelajari syarat-syarat diterimanya puasa, hal-hal yang mem-batalkannya, hukum berpuasa di hari syak (meragukan), perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan dilarang bagi yang berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum shalat tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur seperti mengadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat fitri dan lain-lain. Maka hendaknya kita ber-ilmu sebelum memahami dan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah
5. Mengatur sebaik-baiknya program di bulan Ramadhan.
Bila seorang tamu yang agung datang berkunjung ke rumah kita kemudian kita menyambutnya dengan baik tentu kita akan mendapatkan pujian serta balasan dari tamu tersebut, begitu pula dengan bulan Ramadhan yang datang dengan membawa berbagai macam keutamaan. Jika kita menyambutnya dengan persiapan serta program-program untuk tamu agung ini tentu kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.
Maka dari itu hendaklah kita mengisi bulan suci ini dengan memperbanyak ibadah shalat sunnat, membaca Al Qur’an, memperbanyak tasbih, tahmid, takbir dan istighfar dan lebih peduli kepada nasib orang fakir dan miskin, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi, memuliakan tamu, menjenguk orang sakit dan ibadah-ibadah lain yang semisal dengan itu guna meraih gelaran mulia dari Allah, yaitu “Taqwa” dimana ia merupakan simbol sejati bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa mengikhlaskan hati dan memurnikan iman yang terpatri lewat amalan ibadah yang relevan dengan hukum syar’i.
Wallahu a’lam
Referensi dari bulletin Al Fikrah tulisan Ust. Harman Tajang, Lc.
Read more "Persiapan menyambut Ramadhan..."
Muslim Muda…Bulan yang datang dengan berjuta berkah dan magfirah yang akan membersihkan noda-noda dalam jiwa sang pendosa. Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat yang mulai mengendor, ia ibarat oase di tengah padang sahara pelepas dahaga bagi sang pengembara di bawah teriknya sang mentari
Sebagai seorang muslim hendaklah mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan di dalam menyambut bulan suci Ramadhan serta amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana Kita Menyambut Bulan Ramadhan.
1. Memperbanyak do’a kepada Allah
Adalah merupakan kebiasaan bagi para generasi yang shalih pendahulu kita dengan memperbanyak do’a sebelum masuknya bulan Ramadhan, sehingga diriwayatkan diantara me-reka ada yang memohon kepada Allah agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan sejak 6 bulan sebelumnya. Mereka juga memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan pertolongan di dalam melaksanakan ibadah-ibadah di dalamnya seperti puasa, qiyamul lail(tarwih), sedekah dan sebagainya.
2. Bersuci dan membersihkan diri
Yaitu kebersihan yang bersifat maknawi seperti taubat nasuha dari segala dosa dan maksiat. Pantaskah kita me-nyambut tamu yang agung dan mulia dengan keadaan yang kotor?, Pantaskah kita menyambut bulan Ramadhan yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dengan gelimangan dosa?, Bagaimana kita ber-puasa sedangkan shalat masih sering kita lalaikan ? Bagaimana kita menahan diri dari segala yang mubah (makan dan minum) kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram ? yang merupakan hasil riba, suap dan harta haram lainnya. Bagaimana kita ber-harap puasa kita dapat diterima sedang-kan kita dalam keadaan seperti ini. Renungilah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
“Barangsiapa yang tidak meninggal-kan perkataan dusta dan beramal dengannya maka tidak ada bagi Allah kepentingan terhadap puasa (yang sekedar meninggalkan makan dan minum)” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu sebelum pintu taubat tertutup, sebelum matahai terbit dari sebelah barat, sebelum nyawa sampai di tenggorokan maka bersegeralah bertau-bat dengan taubat yang sebenar-benarnya. Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya...” (QS. At Tahrim:8)
3. Mempersiapkan jiwa
Yaitu dengan memperbanyak amal-amal shalih pada bulan Sya’ban karena pada bulan ini bulan diangkatnya amalan-amalan pada Allah. Sebagaimana hadits Usamah bin Zaid yang diriwa-yatkan oleh Imam An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah yang dihasankan oleh Syaikh Al Albani bahwasanya Rasulullah berpuasa sepanjang bulan Sya’ban atau beliau memperbanyak puasa di dalamnya kecuali hanya beberapa hari saja beliau tidak melakukannya.
4. Mempelajari hukum-hukum puasa dan mengenal petunjuk Nabi
sebelum memasuki puasa seperti mempelajari syarat-syarat diterimanya puasa, hal-hal yang mem-batalkannya, hukum berpuasa di hari syak (meragukan), perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan dilarang bagi yang berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum shalat tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur seperti mengadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat fitri dan lain-lain. Maka hendaknya kita ber-ilmu sebelum memahami dan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguh-nya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan termpat tinggalmu” (QS. Muhammad :19)Didalam ayat ini Allah mendahulukan perintah berilmu sebelum berkata dan berbuat.
5. Mengatur sebaik-baiknya program di bulan Ramadhan.
Bila seorang tamu yang agung datang berkunjung ke rumah kita kemudian kita menyambutnya dengan baik tentu kita akan mendapatkan pujian serta balasan dari tamu tersebut, begitu pula dengan bulan Ramadhan yang datang dengan membawa berbagai macam keutamaan. Jika kita menyambutnya dengan persiapan serta program-program untuk tamu agung ini tentu kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.
Maka dari itu hendaklah kita mengisi bulan suci ini dengan memperbanyak ibadah shalat sunnat, membaca Al Qur’an, memperbanyak tasbih, tahmid, takbir dan istighfar dan lebih peduli kepada nasib orang fakir dan miskin, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahmi, memuliakan tamu, menjenguk orang sakit dan ibadah-ibadah lain yang semisal dengan itu guna meraih gelaran mulia dari Allah, yaitu “Taqwa” dimana ia merupakan simbol sejati bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa mengikhlaskan hati dan memurnikan iman yang terpatri lewat amalan ibadah yang relevan dengan hukum syar’i.
Wallahu a’lam
Referensi dari bulletin Al Fikrah tulisan Ust. Harman Tajang, Lc.
perlayaran kami... di samudera Islam
Untuk kau ukhti, bunga abadi ku ... ^_^Aku rasa kau adalah teman ku.. tidak,kau bukan teman. karna kau mampu membangun semangat ku, entah apa yg membuat ku tetap kukuh bahwa kau kini sahabat ku.seberapa sering kau mengabaikan ku, seberapa mudah kau melupakan ku, dan seberapa ringan kau merendahkan ku. tapi aku yakin kau tetap sahabat ku,bertukar fikiran dgn mu adalah sesuatu yg langka bagi ku. tetapi aku sangat mensyukuri nikmat waktu sesingkat itu. kala pertama aku berjumpa dgn mu, hati ku yakin bahwa kelak kau akan menjd sahabat ku. biar kan raga kita jauh,namun yakinlah bahwa kita telah terikat dalam ukhuwah islamiyah. Allah telah menguatkan kita ukhti, terima kasih atas segala nya. aku yakin suatu saat kita bs benar benar bersatu,bersatu dalam menegakan da’wah yg kita impikan. lihat lah! sebentar lg kita yg memegang kemudi da’wah disekolah,bersiaplah ukhti.. dgn segala misi mu..
Untuk kau ukhti, mutiara hati ku.... ^_^
Tidak hanya dia.. sadarkah kau ukhti,kau begitu setia pada ku. menemani ku di kala diri ini terpuruk,kau menghibur segala gunda ku. kau tau! kau bukanlah badut,yg hanya bertugas menghibur ku .TAPI kau adalah bagian dlm hidup ku,tanpa kau mungkin aku tak kan bisa akrab dgn nya kembali. kau SAMA seperti dia dimata ku.. kalian memberikan warna tersendiri bagi ku. sadarkah kau! kau adalah akhwat yg hebat,kau adalah akhwat yg kuat,dan kau adalah seorang akhwat yg sabar..aku sungguh kagum pada mu. kamu dan dia, adalah semangat ku. entah orang mau bicara apa, aku tak pernah membeda beda kan teman. tapi,Allah lah yg menunjukan kalian pada ku.. kau harus tau! aku TAK akan rela jika kehilangan mu,begitu pun dgn dia. aku TAK ingin kehilangan kalian,karna kalian adalah mutiara bagi ku.. kita akan tetap bersama, bersatu menuju istana cinta Sang Illahi..
aku sungguh mencintai kalian karna Allah.. ukhti :)
Label:
akhwat
Langganan:
Postingan (Atom)